Blogs That Discuss About The World Of Education, Special Education Was Exceptional

Powered by Blogger.
.

Perkembangan Bahasa Pada Masa Bayidan Hambatan Perkembangan Bahasa Pada Masa Bayi

Diposkan oleh romiariyanto Thursday, October 27, 2011


Perkembangan Bahasa Pada Masa Bayi

Bahasa bayi adalah bahasa yang khas digunakan anak-anak yang belum mampu mengekspresikan dirinya dalam ungkapan kata-kata yang benar. Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan manusia disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti pada orang lain.
Interaksi pada seorang anak, yang merupakan awal dari tahapan bicara.

· Pada usia 4-5 bulan harus terihat mencari sumber suara
· Pada usia 6-7 bulan bayi akan menikmati permainan seperti "ciluk ba"
· Usia 9 bulan bayi mulai menggunakan tangannya untuk melakukan kegiatan
· sederhana seperti "melambaikan tangan" sebagai ekspresi interaksi
· sosial
· Pada usia 9-12 bulan bayi memperlihatkan keinginannya pada suatu obvek
· dengan meraih , atau menangis bila tidak mendapatkannya
· Pada usia 10-12 bulan bayi mulai menggunakan jarinya untuk menunjuk
· sesuatu yang menarik sambil berbagi pada orang lain.

Ada sekitar 9 tanda yang dipakai bayi untuk mengekspresikan perasaan bayi sebelum bayi bisa bicara yaitu :
· Tertarik akan sesuatu,tampak bayi memperhatikan dengan melihat dan
· mendengar sesuatu (biasanya alis matanya akan sedikit tertarik ke
· bawah atau ke atas)
· Menikmati, bayi tersenyum sambil membuka bibir
· Surprise, wajah disertai alis terangkat, mata lebih lebar dengan mulut
· membentuk huruf "o"
· Distrese, bayi tampak menangis, alis berkerut, dengan sudut mulut ke
· bawah
· Marah, muka bayi tampak lebih merah, mata mengecil
· Takut, kulit bayi tampak lebih pucat, dingin, bergetar atau bulu
· berdiri
· Malu, diperlihatkan dengan bulumata yang lebih tertarik ke bawah,
· tonus otot di wajah dan leher berkurang yang menyebabkan kepala bayi
· tertarik ke bawah
· Jijik, diperlihatkan dengan mulut dan lidah berkerut
· Tak suka bau tertentu,mulut dan hidung bayi terangkat dengan kepala
· sedikit manjauh

Usia Kemampuan
· 0-1 bulan Respons bayi saat mendengar suara dengan melebarkan mata
· atau perubahan irama pernafasan atau kecepatan menghisap susu
· 2-3 bulan Respons bayi dengan memperhatikan dan mendengar orang yang
· sedang bicara
· 4 bulan Menoleh atau mencari suara orang yang namanya
· dipanggil
· 6-9 bulan Babbling, mengerti bila namanya disebut
· 9 bulan Mengerti arti kata "jangan"
· 10-12 bulan Imitasi suara, mengucapkan mama/papa dari tidak berarti
· sampai berarti kadang meniru 2-3 kata Mengerti perintah sederhana
· seperti "Ayo berikan pada saya"
· 13-15 bulan Perbendaharaan 4-7 kata, 20% bicara mulai dimengerti orang
· lain
· 16-18 bulan Perbendaharan 10 kata, beberapa ekolalia (meniru kata yang
· diucapkan orang lain), 25% dapat dimengerti orang lain
· 22-24 bulan Perbendaharan 50 kata, kalimat 2 kata, 75% dapat
· dimengerti orang lain
· 2-2,5 tahun Perbendaharan > 400 kata, termasuk nama, kalimat 2-3 kata,
· mengerti 2 perintah sederhana sekaligus
· 3-4 tahun Kalimat dengan 3-6 kata ; bertanya, bercerita, berhubungan
· dengan pengalaman, hamper semua dimengerti orang lain
· 4-5 tahun Kalimat degan 6-8 kata, menyebut 4 warna, menghitung
· sampai 10

Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa Pada Usia 0 - 8 Minggu
Pada masa awal, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang didengarnya. Sebenarnya tidak hanya itu, sejak lahir ia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu. Meskipun masih bayi, seorang anak akan mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respon lewat gerak tubuh dan suara. Sejak dua minggu pertama, ia sudah mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia 8 minggu, ia mulai mampu memberikan respon terhadap suara yang dikenalinya.

8 - 24 Minggu
Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti ‘eh’, ‘ah’, ‘uh’, ‘oh’ dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti ‘m’, ‘p’, ‘b’, ‘j’ dan ‘k’. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan “tunggal” dengan menyuarakan ‘gaga’, ‘ah goo’, dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, dan bublling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan ‘ma’, ‘ka’, ‘da’ dan sejenisnya. Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orang tuanya atau orang lain katakan. Lucunya, anak-anak itu akan bermain dengan suaranya sendiri dan terus mengulang apa yang didengar dari suaranya sendiri.

28 Minggu - 1 Tahun
Usia 28 minggu seorang anak mulai bisa mengucapkan ‘ba’, ‘da’, ‘ka’ secara jelas sekali. Bahkan waktu menangis pun vokal suaranya sangat lantang dan dengan penuh intonasi. Pada usia 32 minggu, ia akan mampu mengulang beberapa suku kata yang sebelumnya sudah mampu diucapkannya. Pada usia 48 minggu, seorang anak mulai mampu sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang sarat dengan arti. Selain itu, ia mulai mengerti kata “tidak” dan mengikuti instruksi sederhana seperti ‘bye-bye’ atau main ‘ciluk-baa’. Ia juga mulai bisa meniru bunyi binatang seperti ‘guk’, ‘kuk’, ‘ck’..

1 Tahun - 18 Bulan
Pada usia setahun, seorang anak akan mampu mengucapkan dua atau tiga patah kata yang punya makna. Sebenarnya, ia juga sudah mampu memahami sebuah obyek sederhana yang diperlihatkan padanya. Pada usia 15 bulan, anak mulai bisa mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering didengarnya untuk kemudian mengekspresikannya pada porsi/ situasi yang tepat. Usia 18 bulan, ia sudah mampu menunjuk obyek-obyek yang dilihatnya di buku dan dijumpainya setiap hari.


Hambatan Dalam Perkembangan Bahasa Dan Bicara Pada Masa Bayi
Perkembangan bahasa adalah suatu yang sangat rumit. Ada beberapa kendala yang terjadi yaitu:
- Anak menangis
Menangis berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada fisik dan psikis. Dari segi fisik, gangguan ini berupa kurangnya energi sehingga otomatis kondisi tubuh tidak fit. Dari segi psikis, gangguan yang muncul adalah perasaan ditolak dan tidak dicintai karena sikap orang tua.
- Memahami bicara orang lain
Disebabkan oleh pembendaharaan kata anak masih terbatas atau karena orang dewasa berbicara terlalu cepat. Bisa juga anak sulit memahami bicara orang lain karena bilingual.
- Bilingualisme
Bilingualisme adalah kemampuan untuk menggunakan dua bahasa, satu bahasa ibu (yang lebih dominan) dan yang satunya lagi bahasa asing, baik secara lisan maupun tulisan.
- Cluttering
Cluttering adalah jenis kesulitan bicara yang pada dasarnya akibat anak selalu berbicara sebelum ide dalam pikirannya selesai terbentuk. Kurangnya koordinasi antara ide dan pengucapannya ini terjadi karena kelambatan kontrol motorik dan perkembangan kemampuan bicara anak juga lambat


Media Pembelajaran Untuk Anak Tuna Netra

Seperti yang kita ketahui Anak Tuna Netra mempunyai keterbatasan dalam indera penglihatannya sehingga mereka memerlukan pelayanan khusus serta media pembelajaran yang khusus juga agar mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dan mencapai cita-citanya seperti anak-anak normal lainnya.
Salah satu contoh media pembelajran bagi tuna netra adalah tulisan Braille serta buku-buku yang ada tulisan braillenya agar anak dapat belajar secara maxsimum. Dalam pembelajaran bahasa indonesia anak memakai tulisan Braille dan pada saat membaca juga mempergunakan buku yang ada tulisan braillenya, sedangkan dalam pembelajaran IPA anak diberikan miniatur binatang untuk menambah pengetahuan anak dan menyamakan persepsi mereka namun dalam hal ini guru juga harus menjelaskan bahwa miniatur tersebut adalah bentuk kecil dari binatang yang sedang pelajari.
Dalam pembelajaran IPS, misalnya dalam penggunaan Peta, Peta yang digunakan untuk anak Tuna Netra adalah peta timbul agar anak dapat merabanya dan mengetahui apa dan dimana letak suatu pulau. Selain itu dengan meraba peta timbul dan menerima sensasi raba, siswa diharapkan akan lebih memahami pelajaran yang diberikan, karena mereka telah mengalami perabaan pada media tersebut. Pengalaman tersebut akan lebih mudah tersimpan dalam memori siswa tunanetra.
Dalam pembelajaran Kesenian, anak juga disuruh meraba bentuk-bentuk alat musik yang telah disediakan serta guru menejaskan nama dan cara penggunaan alat musik tersebut dan not-not yang dipergunakan dalam bermain musik juga menggunakan not Braille.
Sedangkan dalam pembelajram Matematika saat mempelajari tentang konsep bangun ruang, anak disuruh meraba bentuk bangun ruang yang telah disediakan oleh guru. Tujuan media ini agar anak mengetahui bentuk bangun ruang juga mengetahui berapa jumlah sisi yang ada pada masing-masing bangun ruang.
Jadi, baik dalam teori maupun yang ada dilapangan, media yang digunakan untuk Anak Tuna Netra lebih spesifik atau lebih mengutamakan media yang bisa mereka raba guna menyamakan persepsi mereka.

Media Pembelajaran Untuk Anak Tuna Rungu
Anak Tuna Rungu memiliki keterbatasan dalam berbicara dan mendengar, media pembelajaran yang cocok untuk Anak Tuna Rungu adalah media visual dan cara menerangkannya dengan bahasa bibir/gerak bibir.
Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk Anak Tuna Rungu dalam sebuah makalah yang berjudul “Media Pembelajaran Bina Komunikasi
Persepsi Bunyi Dan Irama ( BKPBI) adalah sebagai berikut:
Media Stimulasi Visual
a. Cermin artikulasi, yang digunakan untuk mengembangkan feed back visual, dengan melihat/ mengontrol gerakan organ artikulasi diri siswa itu sendiri, maupun dengan menyamakan gerakan/ posisi organ artikulasi dirinya dengan posisi organ artikulasi guru.
b. Benda asli maupun tiruan
c. Gambar, baik gambar lepas maupun gambar kolektif.
d. Pias kata
e. Gambar disertai tulisan, dsb.
Media Stimulasi Auditoris
a. Speech Trainer, yang merupakan alat elektronik untuk melatih bicara anak dengan hambatan sensori pendengaran
b. Alat musik, seperti: drum, gong, suling, piano/organ/ harmonika, rebana, terompet, dan sebagainya.
c. Tape recorder untuk memperdengarkan rekaman bunyi- bunyi latar belakang, seperti : deru mobil, deru motor, bunyi klakson mobil maupun motor, gonggongan anjing dsb.
d. Berbagai sumber suara lainnya , antara lain :
• Suara alam : angin menderu, gemercik air hujan, suara petir,dsb.
• Suara binatang : kicauan burung, gongongan anjing, auman harimau, ringkikan kuda,dsb.
• Suara yang dibuat manusia : tertawa, batuk, tepukan tangan, percakapan, bel, lonceng, peluit, dsb.
e. Sound System, yaitu suatu alat untuk memperkeras suara.
f. Media dengan sistem amplifikasi pendengaran, antara lain ABM, Cochlear Implant dan loop system.

Di lapangan media yang digunakan,misalnya dalam mata pelajaran matematika dengan tema mengenalkan jam,guru membawa tiruan jam dinding sambil menerangkan dengan bahasa bibir guru juga menuliskannya di papan tulis agar anak dapat lebih memahami apa yang guru jelaskan. Dalam pembelajaran IPA, PPKN, Guru juga mempergunakan gambar. Dalam pembelajaran IPS pun demikian, menggunakan media gambar dalam materi kenampakkan dari permukaan bumi dari gambar tersebut guru menjelaskan kepada anak sehingga anak dapat memahami bagaimana bentuk kenampakkan dari permukaan bumi tersebut.
Media Pembelajara Untuk Anak Tuna Daksa
Anak Tuna Daksa dari segi mental dan otaknya normal hanya saja mereka memiliki keterbatasan fisik sehingga memerlukan layanan khusus dan alat bantu gerak , agar mereka bisa melakukan aktifitas sehari-hari tanpa adanya bantuan dari orang lain. Media pembelajaran yang digunakan untuk anak tuna daksa sama dengan anak-anak normal lainnya hanya saja disesuaikan dengan materi dan kecacatan bagian yang mana dialami oleh anak. Agar terciptanya proses belajar mengajar yang kondusif.

Perkembangan Intelektual Pada Masa Bayi

Diposkan oleh romiariyanto



Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
cara belajar bayi
manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk belajar. Bayi belajar dari dari apa yang mereka lihat, dengar, cium, raba, dan kecap. Dengan menggunakan daya pikirnya bayi dapat membedakan rangsangan yang dating dari berbagai panca indra.
teori perkembangan intelektual menurut j. piaget pada masa bayi
menurut j. piaget perkembangan berfikir bayi berada pada periode sensomotorik dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun.
Tahap pertama 0-1 bulan, disebut tahap modifikasi berbagai reflek. Pada tahap ini bayi memperkuat, merealisasikan dan membadakan tingkah laku yang berawal dari reflek atau skema.
Tahap kedua 1-4 bulan pada tahap ini perilaku mengulang- ulang sehingga membentuk kebiasan, misalnya mengisap jari.
Pada usia 4-8 bulan pada tahap ini bayi merespon rangsangan dari luar, sepeti bunyi kerincing.
Usia 8-12 bulan anak berada pada tahap koordinasi skema, anak telah mampu mengkombinasikan beberapa skema kedalam bentuk yang sangat majemuk.
Usia 12-18 bulan pada tahap ini anak senang bereksperiman dengan lingkungan serta anak menyukai benda-benda yang punya potensi untuk di manfaatkan.
Pada usia 18-24 bulan anak berfikir sebelum berbuat. Eksplorasi eksternal pada masa ini akan memberikan jalan bagi eksplorasi mental yang bersifat internal.

Hambatan dalam perkembangan sensorik emosi masa bayi

Bayi basanya marah karena secara fisik ia merasa tidak nyaman, dihambat untuk bergerak, dimandikan atau dipakaikan baju .selain itu bayi juga bias marah bila ia kurang mendapat perhatian.hal yang membuat bayi takut adalah suara sura keras, ruangan yang gelap, dipindahkan dari tempatnya secara tiba-tiba, ditinggal sendiri serta wajah dan tempat yang asing baginya.


HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Teori dan Konsep (yang mendukung variabel Penelitian)
1...........................
2. ..........................
3. .........................
dst..............................
Definisi Konsepsional
Operasionalisasi Variabel
Hipotesis

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Alat Pengukur Data
Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




CONTOH SISTEMATIKA PROPOSAL SKRIPSI
(Penelitian Kuantitatif)

HUBUNGAN ANTARA KINERJA ORGANISASI DENGAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA ILIR


HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Teori Dan Konsep
a. Kinerja Organisasi
a. Pengertian Organisasi
b. Manajemen Organisasi
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi
1). Faktor Internal
2). Faktor Eksternal
2. Pelayanan Publik
a. Pegawai Sebagai Abdi Masyarakat
b. Jenis Pelayanan Publik
c. Pelayanan Prima
d. Pelayanan Berorientasi Keadilan
Definisi Konsepsional
Operasionalisasi Variabel
Hipotesis

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Alat Pengukur Data
Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN