Blogs That Discuss About The World Of Education, Special Education Was Exceptional

Powered by Blogger.
.

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TUNANETRA

Diposkan oleh romiariyanto Friday, August 6, 2010

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tunanetra merupakan suatu kecacatan yang terjadi pada mata yang menunjukkan ketidak fungsian pada mata secara total maupun sebahagian (low vision). Tunanetra harus dapat hidup di lingkungan masyarakat secara layak dan harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, karena tidak setiap orang sanggup memberikan bantuan secara moril dan materil terhadap orang yang mengalami kelainan seperti tunanetra.
Untuk dapat bersosialisasi dan dapat membuat kehidupan yang layak bagi tunanetra, maka setiap tunanetra dituntut untuk dapat mandiri, untuk itu tunanerta harus mendapatkan pendidikan yang layak seperti orang normal. Sebagaimana dikemukakan oleh Purwaka (2005) bahwa kemandirian menunjuk pada kemampuan psikososial yang mencakup kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung kebutuhan sendiri. Dengan demikian kemandirian merupakan salah satu ciri kematangan yang memungkinkan individu berusaha kearah prestasi pribadi sehingga tercapai suatu tujuan yang diharapkan.
Pelayanan pendidikan bagi anak tunanetra tidak hanya di dilaksanakan di sekolah luar biasa saja, tetapi juga dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah umum (reguler) yang disebut dengan sekolah inklusi. Begitu juga di perguruan tinggi, mahasiswa yang mengalami kelainan (tunanetra) juga bisa mendapatkan pendidikan yang layak, dan digabungkan dengan mahasiswa yang awas atau normal.
Sistem pembelajaran maupun cara belajar di perguruan tinggi tidak sama dengan tinggkat SLTA maupun SLTP. Di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri dan berusaha mencapai hasil yang maksimal. Seperti halnya mahasiswa normal, mahasiswa tunanetra juga dituntut untuk mendapatkan nilai dan hasil belajar yang baik dan disebut juga dengan prestasi belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Yosfan dan Jon (2004) ”bahwa seorang tunanetra yang mampu dalam mewujudkan dan merealisasikan aktualisasi dirinya, berarti ia telah memperoleh kebebasan. Kebebasan dan kemandirian inilah yang selalu didambakan oleh setiap orang termasuk tunanetra”. Dengan kebebasan dan kemandirian, mahasiswa dapat mewujudkan hasil belajar yang memuaskan dalam bentuk prestasi belajar.
Prestasi belajar bagi mahasiswa sangat penting karena prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti perkuliahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nawawi (1991), yang mengatakan prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dalam memenuhi tuntutan untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, mahasiswa tunanetra harus belajar dengan giat dan dapat mengatur waktunya dengan baik meskipun dihadapi dengan kendala-kendala yang berhubungan dengan fisik maupun dengan fasilitas yang kurang mendukung mahasiswa tunanetra dalam belajar.
Aktivitas atau kegiatan belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, begitu juga dengan tunanetra, kesulitan belajar tidak selamanya disebabkan faktor inteligensi yang rendah, akan tetapi juga disebabkan faktor non inteligensi faktor tersebut beberapa diantaranya fisik dan menajemen waktu.
Manajemen waktu merupakan pengelola diri sendiri. Sebagaimana halnya kehidupan yang harus dikelola dan dikendalikan, waktu juga harus kita kelola dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya agar kita dapat mencapai sasaran dan tujuan dalam pendidikan secara lebih efektif dan efisien. Sejalan dengan hal tersebut Gie (1996) berpendapat manajemen waktu adalah segenap kegiatan dan langkah mengatur serta mengelola waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu membawa kearah tercapainya tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh individu yang bersangkutan. Maksudnya disini adalah ketika kemampuan yang kita perlukan untuk mengatur diri sendiri sama dengan kemampuan yang diperlukan untuk aktivitas akademik.
Peranan manajemen waktu sangat diperlukan dalam kegiatan belajar, karena menejemen waktu merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi belajar. Manajemen waktu yang baik merupakan motor penggerak dan pendorong bagi individu untuk belajar, sehingga di dalam belajar individu akan lebih bersemangat dan tidak lekas bosan dengan materi pelajaran yang dipelajari dan seiring dengan hal itu dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan studi pendahuluan, beberapa orang mahasiswa tunanetra yang dilakukan di saat perkuliahan dan di tempat tinggal mahasiswa tunanetra (asrama) Pendidikan Luar Biasa Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (PLB FIP UNP), mahasiswa tunanetra ini memiliki kemampuan akademik yang baik.
Dalam perkuliahan mahasiswa tunanetra memiliki kemampuan yang baik untuk berdiskusi dan menyampaikan saran dan pendapatnya dengan baik, juga dalam menyelesaikan tugas kuliah yang diberikan dosen mahasiswa tunanetra ini mampu menyelesaikannya sendiri jadi setiap mata kuliah yang di kontrak dapat dituntaskan dengan prestasi yang baik yang ditunjukkan dengan indeks prestasi yang bagus.
Tidak semua mahasiswa tunanerta maupun mahasiswa normal (awas) mampu mendapatkan prestasi belajar atau indeks prestasi yang baik dalam perkuliahan. Ini menggambarkan bahwa kekurangan (kecacatan) tidak selalu menjadi penghalang bagi tunanetra untuk dapat berprestasi dan mengaktualisasikan dirinya.
Dengan kelebihan yang dimiliki mahasiswa tunanetra, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang bersifat ilmiah dalam. Berdasarkan hal diatas penulis berkeinginan untuk meneliti “hubungan antara manajemen waktu dengan prestasi belajar mahasiswa tunanetra di jurusan pendidikan luar biasa fakultas ilmu pendidikan universitas negeri padang“.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara manajemen waktu terhadap hasil belajar mahasiswa tunanetra Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang?

C. Pembatasan Masalah
Dari rumusan masalah yang dikemukakan tersebut, secara rinci aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Manajemen waktu yang menyangkut pengetahuan mahasiswa tunanetra tentang penentapan tujuan dan prioritas, dikaitkan dengan apa yang ingin dicapai atau apa yang dibutuhkan untuk memperoleh dan membuat prioritas dari tugas yang penting.
2. Mekanisme manajemen waktu, meliputi proses dari rencana yang akan dilakukan.
3. Kontrol terhadap waktu, berhubungan dengan perasaan dapat mengatur waktu dan pengkontrolan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaan waktu.

D. Asumsi Dasar
1. Mahasiswa tunanetra memiliki cara untuk memanajemen waktu yang berbeda-beda.
2. Hasil belajar/prestasi belajar yang dicapai mahasiswa tunanetra bervariasi.
3. Manajemen waktu memiliki konstribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa tunanetra.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini secara umum untuk mengungkapkan hubungan manajemen waktu terhadap hasil belajar mahasiswa tunanetra.

F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak diantaranya :
a. Bagi peneliti, untuk menganalisis hubungan manajemen waktu terhadap hasil belajar mahasiswa tunanetra.
b. Bagi pembaca, sebagai bahan masukan untuk pengelolaan waktu dalam kehidupan sehari-hari.
c. Bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa PLB dan peneliti lebih lanjut terutama yang akan mengkaji tentang manajemen waktu anak berkebutuhan khusus, khususnya mengenai anak tunanetra.

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

PEMBACA YANG BAIK ADALAH PEMBACA YANG MAMPU MEMBERIKAN MASUKAN DAN KOMENTAR