Blogs That Discuss About The World Of Education, Special Education Was Exceptional

Powered by Blogger.
.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN TERHADAP PENDIDIKAN

Diposkan oleh romiariyanto Monday, December 27, 2010

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN TERHADAP PENDIDIKAN

A. Pendahuluan
Psikologi berkembang diawali dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk dari berbagai ilmu. Dalam perkembangannya kemudian, psikologi juga banyak diminati oleh para ahli di bidang kedokteran. Kelompok inilah kemudian yang berjasa menjadikan psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri[1].
Psikologi perkembangan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan jiwa manusia baik dari prenatal maupun sudah lanjut usia. Inilah suatu signifikan dari perkembangan rohani manusia itu sendiri yang dialami sejak ia lahir sampai menjadi dewasa. Dalam proses perkembangan rohani itu terjadi perubahan yang terus-menerus, tetapi perkembangan itu tetap merupakan satu kesatuan. Dari sekilas tentang penjelasan mengenai pengertian psikologi secara globalitas ini, jadi sudah dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa yang menjadi objek kajiannya adalah jiwa perkembangan manusia. Nanti tidak salah kalau didalam pembahasan psikologi ini banyak yang menyinggung dengan perkembangan seorang anak.
Seorang guru sangatlah penting dalam memahami psikis anak didiknya, karena dengan memahami dan observasi langsung terhadap pola tingka laku mereka baik sikap yang tertuang pada kegiatan belajar-mengajar akan terlihat. Kalau seorang guru benar-benar paham dan mengerti dengan psikis anak didik itu, pada akhirnya guru itu bisa lebih profesional dalam memilih dan memilah dalam menyampaikan materi.
Pada pembahasan kali ini, saya akan mengambil materi tentang Pengertian Psikologi Perkembangan dan Kedudukannya dalam Pendidikan. Saya mengambil judul ini dikarenakan saya tertarik dengan bagaimanakah cara guru mendidik anak itu dengan benar dan sesuai dengan etika keprofesionalan guru itu. Dan yang terlebih penting lagi adalah mencoba bisa mendekati dan memberikan bimbingan belajar melalui pendekatan psikologi.

B. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi berasal dari kata psyche dan logos, masing-masing kata itu mempunyai arti jiwa dan ilmu. Jadi psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku itu sebenarnya terdiri dari sejumlah ilmu pengetahuan yang tergabung dalam psychological sciences. Selanjutnya untuk maksud menyebut psikologi perkembangan ini, Alice Crow dan Robert M. Liebert menggunakan istilah genetic psychologi, sementara itu kata genetic berasal dari kata genese yang artinya pertumbuhan. Sedangkan Robert M. Liebert dalam bukunya Developmental Psychology, 1974, untuk menyebut psikologi perkembangan kadang-kadang menggunakan istilah Psikologi Anak atau Psikologi Genetik[2].
Akan tetapi, sejak dahulu tidak pernah dijumpai kata sepakat tentang apa yang dimaksud dengan jiwa (soul). Sejak zaman Yunani Kuno, para filosuf berusaha mempelajari jiwa. Plato misalnya, mengatakan jiwa adalah ide, Hipocrates berpendapat jiwa adalah karakter, sedangkan Aristoteles mengertikan jiwa sebagai fungsi mengingat. Kemudian pada abad ke-17, Rene Descartes, filosof Perancis, berpendapat bahwa jiwa adalah akal atau kesadaran. George Berkeley, filosuf Inggris yang hidup diakhir abad ke-17, menyatakan jiwa adalah persepsi. Sementara itu, John Locke, filosuf Inggris lainnya, beranggapan bahwa jiwa adalah kumpulan ide yang disatukan melalui asosiasi.(Sarwono, 1992).
Selanjutnya, ketika ilmu faal mulai berkembang pada abad ke-18, para ilmuwan di bidang ini mengkaitkan jiwa dengan proses sensorimotoris, yaitu pemprosesan rangsangan-rangsangan yang diterima oleh saraf-saraf indera (sensoris) di otak sampai terjadinya reaksi berupa gerak otot-otot (motoris) maupun sekresi kelenjar-kelenjar. Marshall Hall, misalnya menemukan mekanisme refleks dan Paul Broca menemukan pusat bicara di otak, dan lain-lainnya.[3]
Pada tahun 1897, fisiolog (dokter) Wilhem Wundt untuk pertama kalinya mengajukan gagasan memisahkan psikologi dari ilmu-ilmu induknya, yaitu filsafat dan ilmu faal. Keinginan kuat Wundt untuk menjadikan psikologi sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri didasarkan atas keyakinannya bahwa gejala-gejala psikis tidak dapat hanya diterangkan dari proses-proses fisik. Oleh sebab itu, dewasa ini psikologi didefinisikan sebagai “The scientific study of behavior and mental processes”. (Feldman, 1996). Tingkah laku (behavior) adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu organisme yang dapat diamati dan direkam, seperti berteriak, tersenyum, mengedipkan mata, berbicara, dan bertanya. Sedangkan proses mental adalah pengalaman internal yang kita simpulkan dari tingkah laku, atau aktivitas organisme yang bersifat psikologis, seperti sensasi, persepsi, mimpi, pikiran, fantasi, kepercayaan, dan perasaan (Myers, 1996).
Selanjutnya sederhana David G. Myers (1996), merumuskan definisi psikologi perkembangan sebagai “A branch of psychology that studies physical, cognitive, and social change throughout the life span” maksudnya ini menurut saya, psikologi adalah suatu cabang dari studi fisik, teori, dan perubahan sosial dalam semua kehidupan. Sedangkan menurut Kelvin L. Seifert dan Robert J. Hoffnung (1994) psikologi perkembangan adalah “The scientific study of how thoughts, feelings, personality, social relationships, and body and motor skill evolve as an individual grows older” maksudnya ini juga menurut saya, bahwa psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana pemikiran, perasaan, kepribadian, hubungan sosial, dan ketrampilan serta kemampuan motorik sebagai meningkatkan suatu individu tumbuh menjadi lebih dewasa. Selanjutnya, menurut Linda L. Davidoff (1991), psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia, yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. Sedangkan menurut Richard M. Lerner (1976) merumuskan psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup. Misalnya, mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak usia satu, dua atau lima tahun, memiliki persamaan atau perbedaan, atau bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang dari anak-anak, remaja sampai dewasa.[4]
Dari sekian banyak definisi mengenai psikologi perkembangan diatas, berikut Desmita selaku penulis dalam buku karangannya berjudul Psikologi Perkembangan menyimpulkannya, bahwa Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetic, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life-span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.[5]
Selanjutnya, ada lagi tambahan mengenai pengertian psikologi perkembangan ini, yaitu menurut pendapat Drs. M. Alisuf Sabri dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, ia mengatakan, bahwa Psikologi Perkembangan adalah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk Psikologi Khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.

Objek psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya terjadi pada orang-orang yang mempunyai kondisi atau berada pada suatu situasi tertentu[6], contohnya:

Tingkah laku khusus karena berada dalam situasi tertentu, misalnya: Tingkah laku orang dalam situasi belajar/pendidikan (dibahas dalam psikologi belajar).

Tingkah laku khusus yang terjadi karena orang mempunyai kondisi tertentu, misalnya: Tingkah laku orang yang kondisinya abnormal, seperti lemah mental (dibahas dalam psikopathologi). Dan tingkah laku orang-orang yang kondisinya sedang berkembang menunjukkan tingkah laku khusus tertentu (dibahas dalam psikologi perkembangan).
Para ahli penelitian tentang kejiwaan ini banyak sekali mereka menemukan hal-hal yang paling istimewa didalam diri manusia itu sendiri yang tidak pernah ada pada makhluk lain, yaitu akal pikiran yang jernih dan luas, dari sinilah akan lahir ilmu pengetahuan. Inilah karunia Tuhan yang sangat hebat yang diberikan-Nya kepada kita. Akal pikiran ini kalau digunakan dalam hal kebaikan, akan sangatlah berguna. Sebaliknya jika digunakan dalam hal yang kurang baik, maka akan menjadi mesin pembunuh yang paling kejam.
Dari beberapa uraian diatas, telah banyak sekali pendapat para ilmuwan mengenai pengertian psikologi perkembangan. Masing-masing mereka belum ada kata sepakat dalam memberikan pengertian. Jadi secara komprehensif psikologi perkembangan itu sangatlah luas pengertiannya, namun perlu kita ingat psikologi ini tidak lepas dari tujuan utamanya yaitu jiwa atau diri manusia itu sendiri.

C. Hakikat Perkembangan
Dalam usaha memahami psikologi perkembangan, ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan di samping kata perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama.
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Untuk itu disini saya selaku pemakalah akan membahasnya apa itu perkembangan dan pertumbuhan.

Perkembangan
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s growth feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills”. Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.[7]
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kwalitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.[8]
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali”. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan umum, bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkai perubahan psykis yang berlangsung terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu.

Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth) sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau dapat diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.[9]
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Inilah pemahaman saya mengenai perkembangan dan pertumbuhan itu sendiri yang saya ambil dari beberapa pengertian yang telah disampaikan oleh beberapa para ahli.

D. Kedudukan Psikologi Perkembangan terhadap Pendidikan
Pendidikan tanpa sempurna kalau seorang guru tidak memahami tentang psikologi. Psikologi menempati peringkat teratas dalam dunia pendidikan. Dengan menguasai psikologi, seorang guru dapat lebih bijak dalam mentransfer ilmu terhadap para anak didiknya.
Psikologi itu objeknya adalah menyangkut masalah kejiwaan, akan tetapi status keilmuannya bukan semata-mata merupakan ilmu rohaniah seperti halnya filsafat dan teologi. Hal ini disebabkan karena menurut pandangan psikologi modern, jiwa manusia itu bukan merupakan sesuatu yang rohaniah yang terlepas dari raga manusia yang jasmaniah. Menurut pandangan modern jiwa manusia itu bersama raganya merupakan suatu kesatuan yaitu “Jiwa Raga” yang tidak dapat dipisah-pisahkan, dimana kegiatan jiwa itu tampak juga pada kegiatan raganya dan kecepatan reaksi jiwa manusia itu dapat diukur pula pada kecepatan reaksi yang tampak pada gerak-gerik tubuhnya. Oleh karena itu, psikologi merupakan Ilmu Jiwa Raga, maka berarti juga merupakan kelompok ilmu pengetahuan alam yang eksakta sama halnya dengan Biologi dan Phisiologi[10].
Kedudukan psikologi perkembangan terhadap pendidikan adalah sebagai ilmu. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Dra. Nyayu Khodijah, M.Si dalam bukunya Psikologi Belajar yang berbunyi “Sebagai sebuah ilmu, psikologi berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan pendekatan ilmiah, yaitu pendekatan yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistematis, berdasarkan pada data empiris, dan dapat diuji kebenarannya.”[11]
Setelah kita memperhatikan penjelasan diatas, sedikit dapat kita tarik suatu kesimpulan secara sederhana, bahwa psikologi sangatlah penting kedudukannya dalam pendidikan. Disamping guru mendidik jasmani, guru juga dituntut untuk mendidik rohaninya. Dengan demikian jiwa anak didik akan lebih sempurna dalam menuntut ilmu, dan guru lebih bisa memfokuskan dan menilai setiap anak didik, mana yang konsentrasi dalam belajar dan yang tidak.
Cara mendidik yang modern sekarang lebih menitikberatkan terhadap pendekatan psykis. Karena dengan demikian, anak didik lebih bisa menerima apa yang dinasehatkan dan diucapkan oleh gurunya. Dulu para guru lebih menggunakan sistem hukuman dan lebih radikal dalam mendidik muridnya, hal ini kalau dilihat dalam ilmu psikologi tidak diterima, karena mendidik dengan cara ini tidak akan membawa manfaat yang besar dan tidak akan berhasil. Malahan akan timbul pemberontakan jiwa oleh anak didik tersebut terhadap gurunya. Oleh karena itu psikologi kedudukannya sangatlah penting terhadap pendidikan.

E. Kesimpulan
Untuk memudahkan dari pemahaman tentang isi makalah kami, dengan ini kami akan tampilkan sekilas rangkumannya yang kami buat dengan secara sistematis, lugas, dan ringkas. Berikut rangkumannya:

Psikologi Perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kegiatan/tingkah laku individu manusia dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya.

Perkembangan adalah proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.

Pertumbuhan adalah satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan.

Kedudukan psikologi perkembangan terhadap pendidikan adalah sangatlah penting sehingga menjadikan guru lebih bijaksana dalam mentransfer ilmunya.


[1] Nyayu Khodijah, Psikologi Belajar, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006), cet.I, hlm. 10.
[2] Zulkifli L., Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet.VIII, hlm. 4.
Dari (http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/pengertian-psikologi-pendidikan.html)

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

PEMBACA YANG BAIK ADALAH PEMBACA YANG MAMPU MEMBERIKAN MASUKAN DAN KOMENTAR