Perkembangan dan social merupakan dasar perkembangan kepribadian bayi kelak,emosi kehadirannnya pun lebih awal dari kemampuan berbahasa maupun kemampuan koognitif meupun berbahasa.
A. Perkembangan Emosi Masa Bayi
Hasil penelitian izard .1982(dalam saffer,1989:394) menunjukkkan bahwa berbagai emosi muncul di berbagai kesempatan pada dua tahum pertama kehidupan anak.Beberapa saat setelah kelahiran, bayi dapat menunjukkan minat, sedih, muak, dan tersenyum.
Menurut Levis(2002), perubahan perkembangan emosi tahap awal dapat di bedakan menjadi dua yaitu:
1. Emosi primer, adalah senang, sedih, jijik pada usia 3 bulan. Marah pada usia 2-6 bulan, terkejut pada usia 6 bulan pertama, takut mencapai puncaknya pada usia 18 bulan (6-18 bulan).
2. Emosi yang disadari yang memerlukan kognisi, terutama kesadaran diri. Seperti: empati, cemburu, kebingungan pada usia 1,5-2 tahun. Kebanggaan, malu, rasa bersalah pada usia 2,5 tahun.
Di bawah ini akan di perlihatkan sekilas pintas tentang perkembangan emosi bayi sejak lahir hingga usia 2-3 tahun(scroufe, 1979, dalam papalia & olds, 1989:149)
a. 0-1 bulan : Bayi relative tidak tresponsif,jarang bereaksi terhadap rangsangan luar
b. 1-3 bulan : Bayi terbuka terhadap rangsangan. Mereka mulai memperlihatkan minat dan rasa ingin tahu, dan suka tersenyum pada orang lain.
c. 3-6 bulan : Bayi dapat mengantisipasi apa yang akan terjadoi, dan dapat kecewa bila hal tersebuit tidak terlaksana.kekecewaan dapat berupa kemarahan atau kewaspadaan.Mereka sering tersenyum, mendengkut, dan tertawa. Saat ini adalah saat membangun hubungan sosial dan hubungan timbal balik antara bayi dan pengasuhnya
d. 7-9 bulan : Bayi mulai bermain “peranan sosial” dan mencoba untuk memperoleh tanggapan dari orang lain agar mau menanggapinya. Mereka dapat mengekspresikan berbagai macam emosi, memperlihatkan kegembiraan, rasa takut, rasa marah, dan keheranan.
e. 9-12 bulan : Bayi sangat asyik bersama pengasuh utamanya, mulai takut terhadap orang asing, dan berlaku lunak terhadap situasi baru. Pada usia satu tahun mereka dapat lebih jelas mengkumunikasikan emosi mereka, memperlihatkan suasana hati, dan perasaannya.
f. 12-18 bulan : Bayi menjelajahi lingkungan, menggunakan orang yang paling dekat dengan dirinya sebagai basis pengaman. Jika ia telah menguasai lingkungan, mereka bisa lebih percaya diri dan lebih berani memaksakan kehendaknya.
g. 18-36 bulan : Kadang-kadang anak-anak menjadi lebih cemas karena mulai menyadari bahwa mereka dalam berfantasi, dalam bermain dan mulai melakukan identifikasi terhadap orang dewasa.
B. Perkembangan Sosial Masa Bayi
Meski keluarga adalah pusat lingkungan sosial bayi. Tetapi bayi dan kanak-kanakTetap berminat pada orang-orang di lingungan bayi dan sekitarnya, terutama teman seusianya.
Perkembangan sosial merupakan dasar pembentukan kepribadian telah di mulai sejak awal kehidupan, bahwa mereka dapat melkukan hubungan sosial terlihat dari reaksi terhadap suara atau tangisan bayi lain.Bila bayi tidur nyenyak di kamar rumah sakit, ketika mendengar tangisan bayi lain ia akan ikut menangis.Respon semacam ini telah ada 18 jam setelah kelahiran.Tapi bayi tidak akan merespon rekaman tangisannya sendiri.
Minat bayi pada anak berubah-ubah tergantung pada prioritas perkembangannya. Pada bulan-bulan pertama awal kehidupan, bayi sangat berminat pada bayi lain dan berespon terhadap mereka, seperti melihat, tersenyum dan mendekut.
• Pada masa bayi menginjak usia 3 bulan: Mereka memalingkan muka kearah suara manusia dan tersenyum membalas senyuman atau suara berketuk. Bayi mengekspresikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan tersenyum, menyepakkan kaki atau melambaikan tangan. Senyum sosial atau senyuman sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul oleh rabaan pada pipi atau bibir bayi. Bayi menangis ketika ditinggalkan sendirian dan merasa takut, mereka berhanti menangis jika diajak barbicara atau dialihkan perhatiannya.
• Pada bulan 4: Bayi melakukan penyesuaian pendahuluan kalau akan diangkat. Melihat kearah orang yang akan meninggalkannya, tersenyum kepada seseorang yang berbicara dengannya dan tertawa bila diajak bermain.
• umur 5 bulan sampai 6 bulan: Bayi bereaksi secara berbeda kepada senyuman dan omelan, dapat membedakan suara yang ramah dan marah. Bayi mengenal orang yang sudah akrab dengan tersenyum dan memperlihatkan ekspresi ketakutan terhadap kehadiran orang yang tidak dikenal , gerak sosial mereka semakin agresif.
• Pada umur 7-9 bulan: Bayi berusaha menirukan suara pembicaraan, perbuatan dan isyarat yang sederhana. Pada usia 10 bulan mereka lebih sosial dan makin bisa berteman, seperti membawakan mainan bagi temannya tanpa mempedulikan apakahn temannya itu memperhatikan dia atau justr sedang membelakangi nya (papalia & olds, 1989:178).
• Umur 12 bulan: Mereka dapat menahan diri untuk melakukan sesuatu yang dilarang.
• Umur 15 bulan: Bayi memperlihatkan minat yang semakin bertambah terhadap orang dewasa dan keinginan yang kuat untuk barada bersama atau menirukan mereka.
• Pada tahun kedua: Mereka kembali lebih sosial dan makin paham bagaimana berkawan,perkembangan sosial harus di ikuti dengan control diri dan kemampuan untuk mengatur diri sendiri, dua hal yang berjalan secara bersamaan. Kemampuan mengatur diri sendiri adalah suatu kebebasan pada anak untuk mengontrol perilakunya sendiri agar sesuai dengan tuntunan sosial yang ada, jika seorang anak di larang bermain ke jalan oleh ibunya dan ia ingin berbuat demikian maka ia akan ingat permainan tersebut dan tidak melakukannya. Di sini berarti anak telah mampu mengatur diri sendiri dan mengontrol perilakunya sesuai dengan larangan yang telah di tetapkan oleh ibunya. Disipilil diri atau kemampuan mengontrol diri ini sejalan dengan perkembangan koognitif anak, tergantung apakah ia dapat menyerap informasi tentang aturan yang di tuntut oleh lingkungannya.
C. Hambatan Perkembangan Emosi dan Sosial Pada Masa Bayi
Hambatan dalam perkembangan emosi dan sosial pada masa bayi,antara lain:
• Sensorik akan menyebabkan masalah perilaku
• Sensorik dapat menyababkan masalah kemampuan belajar
• Prestasinya terhambat
• Kurangnya percaya diri
• Masalah emosi dan sosial
• Terlalu aktif atau pendiam
• Pengaruh lingkungan
• Pola asuh keluarga yang salah
DAFTAR PUSTAKA
Hadis, Fawzia Aswin. 1996. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Depdikbud.
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga