Blogs That Discuss About The World Of Education, Special Education Was Exceptional

Powered by Blogger.
.

depresi

Diposkan oleh romiariyanto Thursday, January 27, 2011

A. Pengertian Depresi
Menurut suryantha Chandra (2002:8) depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi pribadian seseorang, depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih, murung kesal, tidak bahagia dan menderita. Individu umumnya menggunakan istilah depresi untuk merujuk pada keadaan atau suasana yang melibatkan kesedian, rasa kesal, tidak mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga. Individu yang menderita depresi aktivitas fisiknya menurun, berpikir sangat lambat, kepercayaan diri menurun, semangat dan minat hilang, kelelahan yang sangat, insomnia, atau gangguan fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan rasa sesak didada, hingga keinginan untuk bunuh diri (john & james, 1990:2).
Salah satu gejala depresi adalah pikiran dan gerakan motorik yang serba lamban (retardarsi psikomotor), fungsi kognitif (aktifitas mental emosional untuk belajar, mengingat merencanakan, mencipta, dan sebagainya) terganggu. Jadi depresi mencakup dua hal kesadaran yaitu menurunnya aktifitas dan perubahan suasana hati. Perubahan perilaku orang yang depresi berbeda-beda dari yang ringan sampai pada kesulitan-kesulitan yang mendalam disertai dengan tangisan, ekspersi kesedihan, tubuh lunglai dan gaya gerakan lambat (A. supratiknya, 19995:67)
Menurut maramis (1998:107), depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan kompronen psikologis seperti rasa sedih, rasa tidak berguna, gagal, kehilangan, putus asa dan penyesalan yang patalogis. Depresi juga disertai dengan komponen somatic seperti anorexia, konstipasi, tekanan darah dan nadi menurun. Dengan kondisi yang demikian, depresi dapat menyebabkan individu tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam hidupnya.hidupnya.

Depresi pada lanjut usia kemungkinan akan sangat berkaitan dengan proses penuaan yang terjadi pada diri lanjut usia, pada fase tersebut sering terjadi perubahan fisik dan mental yang mengarah kepenurunan fungsi. Proses menjadi tua mendapapkan lanjut usia pada salah satu tugas yang paling sulit dalam perkembangan hidup manusia, Hurlock (1992: 387) mengemukakan beberapa masalah yang umumnya unik pada lanjut usia, yaitu:
 keadaan fisik lemah dan tidak berdaya, sehingga bergantung pada orang lain.
 status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.
 menentukan kondisi fisik yang sesuai dengan perubahan status ekonominya.
 mencarinya teman untuk mengganti pasangan yang meninggal atau cacat.
 mengembangkan kegiatan untuk mengisis waktu luangyang semakin bertambah
 belajar untuk memperlakukan anak-anak yang sudah besar sebagai orang dewasa
 mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa.
 mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang usia lanjut.
 mennjadi korban atau dimanfaatkan oleh para penjual obat “buaya darat”dan kriminalitas karena tidak sanggup lagi mempertahankan diri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa depresi pada lanjut usia adalah suatu keadaan dimana individu mengalami gangguan psikologis yang berpengaruh pada terhadap suasana hati, cara berpikir, fungsi tubuh dan lainnya, seperti sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, insomnia, putus asa dan merasa tidak berharga. Jadi keadaan depresi dapat diketahui dari gejala dan tanda yang penting yang mengganggu kewajaran sikap dan tindakan individu atau kesedihan yang mendalam.

B. Bentuk-Bentuk depresi
Dalam psikiatri gangguan depresi dibedakan dalam dua bentuk. Pertama adalah bentuk gangguan depresi yang ditandai dengan episode depresi. Alam bentuk ini depresi muncul dalam gejala-gejala seperti sedih, tidak berdaya murung, muncul perasaan bersalah dan berdosa. Jika depresi semakin berat maka akan timbul akan timbul perasaan putus asa diikuti munculnya keinginan mati dan ide bunuh diri. Kedua gangguan depresi bipolar yang kadang disebut juga dengan gangguan manic depresif, yang ditandai dengan perubahan drastic antara manic dan depresi, the Encarta desk encyclopedia (dalam sulistyorini, 2005)
Maxmen (1986) mengklasifikasikan depresi dalam empat model yaitu:
• Depresi model endogenus dan reaktif. Depresi endogenus adalah depresi yang bersumber karena factor biologis sedangkan depresi reaktif bersumber karena factor-faktor psikologis.
• Depresi model primer dan sekunder. Depresi primer tidak didahului oleh suatu penyakit, sedangkan depresi sekunder didahului oleh penyakit fisik atau penyakit mental.
• Depresi model unipolar dan bipolar. Depresi bipolar mempunyai riwayat episode mania atau hipomania, sedangkan depresi unipolar tidak mempunyai sejarah episode mania atau hipomania
• Depresi model psikotik dan depresi neurotic. Depresi psikotik adalah depresi yang parah sedangkan depresi neurotic adalah depresi yang lebih ringan
Sedangkan martin (dalam hadi 2004), menyebutkan ada tiga jenis depresi,yaitu
 Depresi eksogenus, adalah depresi yang terjadi karena fsktor dari luar, seperti “kehilangan” sesuatu atau seseorang.
 Depresi endogenus, adalah depresi yang terjadi karena factor dari dalam, seperti gangguan hormone, gangguan kimia dalam otak atau susunan saraf.
 Depresi neurotic, adalah depresi yang terjadi apabila depresi reaktif tidak terselesaikan secara baik atau tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stress dan kecemasan yang telah ditimbun dalam waktu yang lama.
C. Proses Terjadinya Depresi
Dalam kehidupan individu, ada periode-periode kritis yang berpengaruh terhadap perkembangan individu selanjutnya. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari figure yang penting bagi individu pada periode kritis akan mempengaruhi kecenderungan depresi pada masa yang akan datang. Pada saat individu merespon kembali situasi serupa yaitu kurangnya kasih sayang dan perhatian, maka individu mempunyai kecendrungan depresi yang lebih tinggi dibandingkan pada orang yang tidak mengalami keadaan demikian.
Kehidupan manusia ditandai oleh ineraksi individu dengan lingkungan. Depresi dapat timbul karena beberapa factor, baik factor dari dalam maupun dari luar individu. Menurut Abraham (dalam meyer,1989:165), keadaan depresi didominasi oleh perasaan kehilangan, rasa bersalah dan ada perasaan ambivalen antara cinta dan benci. Ambivalensi dari depresi ada dua, yaitu:
o Marah dan benci terhadap objek cinta yang hilang karena persepsi tentang dirinya yang ditinggalkan atau ditolak
o Rasa bersalah karena keyakinannya bahwa dirinya telah gagal merespon secara tepat dan sesuai terhadap objek cinta yang hilang.
Arienti dam bemporad (dalam meyer, 1989:249), menyatakn bahwa depresi sering terjadi pada orang mengalami kehilangan anak-anak. Situasi yang menyenangkan akan hilang jika ada kehadiran anggota keluarga lain seperti adik sehingga perhatian ibu terbagi, karna kematian orang tua, ditinggalkan oleh orang terdekat dengan individu, dan bisa juga disebabkan oleh larangan yang mendadak terhadap terhadap perilaku anak yang sudah menetap.
Jadi depresi terjadi karena hilangnya objek eksternal yang bernilai tinggi bagi individu tersebut. Kehilangan didevinisikan sebagai kehilangn objek cinta utama, yaitu seorang, sesuatu atau aktivitas.
Depresi menrut teori kognitif disebabkan oleh adanya bentu-bentuk pemikiran yang tidak logis. Individu yang depresi cenderung berpikir dengan cara yang menyimpang dan penyimpangan ini menimbulkan masalah baru dan memperburuk keadaan yang ada serta meningkatkan perputaran yang menyebabkan depresi. Hal ini dipertegas oleh ellis (dalam meyer,1984:187) yang mengatakan bahwa cara individu memnadang dan berpikir tentang dirinya sendiri akan meninbulkan ganguan tertentu seperti depresi.
Menurut ferster (dalam meyer, 1984:167) depresi dapat timbul karena salah satu dari dua proses dibawah ini, yaitu:
a. Perubahan lingkungan seperti anggota keluarga atau keilangan pekerjaan dapat membatasi (reinforcement) yang diterima individu. Individu yang menyandarkan diri pada satu atau dua reinforcement kan cenderung mudah terserang depresi karena kurangnya reinforcement.
b. Ditinjau dari perilaku menghindari, depresi muncul pada saat usaha menghindari dilikungan menjadi kuat. Dalam kasus ini depresi timbul karena individu ingin menghindari kecemasan. Jika individu menarik diri dari stimulus yang menyebabkan kecemasan, maka akan kehilangan dengan kontak reinforcement social, dan akan timbul depresi.
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi terjadi karena individu kehilangan objek eksternal yang bernilai tinggi bagi individu tersebut. Kehilangan yang dimaksud adalah kehilangan objek cinta utama, seperti kehilangan pasangan hidup, anak atau teman. Hal ini menyebabkan individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik, sehingga tidak menutup kemungkinan individu akan mudah mengalami gangguan depresi.
D. Faktor-Faktor Yang menyebabkan Depresi
menurut barren (1980:629)ada beberapa factor yang menimbulkan depresi, yaitu:
• Factor individu
• Factor kejadian-kejadian hidup yang penting bagi individu
• Factor lingkungan yang meliputi factor social , factor buya,dan factor lingkungan fisik.

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

PEMBACA YANG BAIK ADALAH PEMBACA YANG MAMPU MEMBERIKAN MASUKAN DAN KOMENTAR