BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Karena perkembangan zaman yang semakin maju dan pengetahuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, masyarakat sudah mulai tidak mementingkan lagi kesehatannya, apalagi kesehatan terhaap anak balita khususnya di usia 2-5 taun sering tidak terkontrol dalam pemberian gizi dan nutrisi pada anak secara berlebihan maupun kekurangan gizi. Padahal di usia inilah anak-anak sangat memerlukan perhatian dan pemberian gizi dan nutrisi sesara seimbang an teratur, tapi pada keyataannya sebagian besar banyak kita lihat para anak mengalami malnutrisi. Kenyataan ini dapat kita buktikan dengan banyaknya berbagai jenis penyakit yang berjangkit di tengah-tengah masyarakat, baik itu penyakit menulat maupun yang tidak menular. Namun yang namanya penyakit, ini pasti membuat masyarakat resah dan ketakutan, karena mereka tak ingin ketularan penyakit tersebut, apa lagi ketularan penyakit yang mematikan. sebenarnya, banyak factor-faktor yang menyebabkan penyakit itu besa datang pada diri kita, bukan saja ketularan dari orang lain, tapi bisa saja datang dari diri kita sendiri yang disebabkan karena: lingkungan yang tidak bersih, akibat dari pencemaran lingkungan, pemberian nutrisi yang tidak teratur dan seimbang, gizi yang kurang, sering hura-hura, sering bergadang, dan banyak lagi factor-faktor lainnya yang bisa mendatangkan penyakit tersebut.
Pada dasarnya, factor utama yang menyebabkan penyakit itu timbul adalah akibat dari nutrisi yang tidak teratur dan seimbang, dan juga disebabkan oleh malnutrisi (pemberian gizi salah).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun sebagai bahan dalam pembuatan makalah penulis. Karena Pertumbuhan dan perkembangan anak di usia ini rentan terhadap segala sesuatu yang bisa menimbulkan penyakit terhadapnya. Karena hal ini merupakan demi kelangsungan hidup kita sebagai mahluk ciptaan ALLAH SWT. Dalam ilmu kesehatan (medis), kita tidak boleh mengkonsumsi gizi dan nutrisi yang berlebihan, maupun berkekurangan. Karena hal itu akan mengakibatkan terganggunya tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun ini, terganggunya tumbuh kembang ini akan megakibatkan timbulnya berbagai penyakit. Apa lagi ini dilakukan oleh ibu-ibu kepada anak balita dan anak-anak mereka, maka akan tampak lebih cepat datangnya penyakit jika dibandingkan dengan anak remaja maupun orang dewasa.
Besar harapan penulis, mudah-mudahan apa yang telah penuulis uraikan di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Teristimewa untuk para ibu yang ingin menjadikan keluarganya sebagai keluarga sehat, baik itu jasmani maupun rohani.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang penulis jelaskan dalam makalah ini diantaranya:
1. Apa itu pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun?
2. Apa dan bagaimana tujuan dari Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun?
3. Apa saja yang termasuk kedalam jenis-jenis Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun?
4. Apa sajakah itu fungsi-fungsi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun?
5. Kelainan atau penyimpangan apa saja yang terjadi pada anak usia 2-5 tahun?
6. Apa-apa saja sifat-sifat yang muncul pada anak usia 2-5 tahun?
7. Apa saja factor penyebab kelebihan dan kekurangan tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun?
C. Tujuan Penulisan.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir Smester I. dalam mata kuliah PEDIATRI. Yang dibina oleh Dra. Fatma wati M Pd, dan Drs. Ardisal. M. Pd. Selain itu, tujuan dari penulisan ini juga untuk memberi tahukan kepada para pembaca, kususnya para ibu mengenai betapa pentingnya perhatian dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun. Apa lagi pada masa anak balita dan masa kanak-kanak, para ibu diharuskan untuk sangat berhati-hati dalam mengkonsumsi gizi dan nutrisi untuk anak-anaknya.agar tidak terjadi penyimpangan dan timbulnya penyakit pada anak usia ini.
D. Ruang Lingkup.
Adapun ruang lingkup yang dapat penulis uraikan dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun.
2. Tujuan dari Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun.
3. Jenis-jenis dan klasifikasi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun.
a. Perkembangan Kognitif
b. Perkembangan dari segi Motoris.
c. Perkembangan dari segi bahasa.
d. Perkembangan sikap social.
4. Fungsi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 Tahun.
5. Kelainan utau penyimpangan yang terjadi pada tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun.
6. Sifat-sifat yang muncul pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 2-5 tahun.
7. Faktor penyebab kelebihan dan kekurangan tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun.
BAB II
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 2-5 TAHUN
1. Pengertian Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun
Tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun adalah proses terjadinya pertumbuhan dan perkembangan secara bertahap yang didorong oleh factor-faktor tertentu yang ditinjau dari berbagai segi dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Tujuan Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun
Pada usia 2-5 tahun tumbuh kembang anak dalam tahap pemikiran pra-operasi ditandai dengan telah adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan symbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak ada bersama subjek. Berfikir secara simbolik ini diungkapkan dengan penggunaan bahasa pada masa anak mulai berusia dua tahun.
Pada anak usia 2-5 tahun dalam perkembangannya telah dapat mengungkapkan dan membicrakan suatu hal yang telah terjadi, dan ia juga bisa membicarakan macam-macam benda dalam waktu yang bersamaan.
Adapun Tujuan dari tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun adalah:
a. Untuk meningkatkan kemampuan si anak dari yang tidak tahu menjadi tahu.
b. Untuk meransang saraf-saraf motorik agar selalu aktif dan lincah dalam bereaksi dan berkontraksi.
c. Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan si anak dalam menguasai bahasa dan atikulasinya.
d. Untuk meransang saraf-saraf sensorik agar selalu peka dalam menerima ransangan dari luar sebagai pusat sumber informasi.
e. Untuk mengembangkan sikap social si anak, baik di lingkungan keluarganya maupun dengan masyarakat sekitarnya yang dilakukan secara bertahap dan berlahan-lahan.
f. Untuk meningkatkan kemampuan dan cara berpikir si anak yang ditinjau dari berbagai segi.
g. Untuk memperlancar komunikasi si anak dari perkembangan-perkembangan yang sebelumnya.
3. Jenis-jenis atau klasifikasi tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun
Jika di tinjau dari berbagai aspek, pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini sudah mulai agak maju jika dibandingkan dengan yang sebelumnya. Hal ini dapat kita buktikan secara kasat mata dari segala aspek seperti: cara berfikir sudah mulai tampak, ucapan bahasanya sudah mulai lancar, komunikasi sudah mulai menyambung dan lain sebagainya.
Adapun jenis-jenis atau klasifikasi tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun yaitu:
a. Perkembangan kognitif tahap pra-opersi.
Menurut Piaget perkembangan kognitif tahap pra-operasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu;
1. Umur 2-4 tahun, diartikan dengan perkembangan pemikiran simbolis.
2. umur 4-7 tahun dicirikan dengan perkembangan pemikiran intuitif
Pemikiran simbolis atau semiotik pada umur 2-5 tahun, anak mulai dapat menggunakan symbol atau tanda untuk mempresentasikan suatu benda yang tidak tampak di hadapannya. Ia dapat menggambarkan suatu benda atau kejadian yang telah lalu.fungsi semiotic atau penggunaan symbol secara jelas tampak dalam lima gejala berikut;
1. imitasi tidak lansung
2. permainan simbolis
3. menggambar
4. gambaran mental
5. bahasa ucapan
Antara ‘Simbol’ dan ‘Tanda’ dengan ‘indeks’ dan ‘sinyal’ dibedakan oleh Piaget,dalam pengertian symbol dan tanda, di bedakan antara objek yang ditandakan dengan tandanya sendiri. Dalam pengertian indeks dan sinyal tidak dibedakan antara tanda dan objek yang ditandakan.
Kemudaian Piaget juga membedakan antara symbol dan tanda. Symbol adalah sesuatu yang lebih menyamai dengan yang disimbolkan, seperti gambaran dan bayangan. Tanda merupakan sembarang benda yang digunakan tanpa ada kesamaan dengan yang ditandakan
b.Perkembangan Dari Segi Motorik
Yang dimaksudkan dengan motorik adalah sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Unsur-unsur yang menentukan dalam perkembangan motoris adalah otot, saraf,dan otak. Ketiga unsur ini melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi positif, artinya unsure-unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yanglainnya, saling menunjang dan saling melengkapi unsure yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Selain mengandalkan otot,kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak-anak yang kurang terampil menggerakkan tubuhnya adalah anak-anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan.
Ada beberapa macam motorik gerakan-gerakan tidak sama asal dan bentuknya, Ada gerakan yang merupakan akibat dari kemauan, dan ada gerakan yang terjadi di luar kemauan dan biasanya kurang atau tidak disadari karena ia berjalan otomatis atau biasa disebut dengan gerakan refleks. Karena banyak gerakan yang dilakukan oleh anak-anak maka ada tiga pengelompokan gerakan motorik:
1. motorik statis yaitu gerakan tubuh sebagai upaya untuk memperoleh gerakan keseimbangan, contohnya keserasian gerakan tangan dan kaki pada waktu kita sedang berjalan
2. motorik ketangkasan, yaitu gerakan untuk melaksanakan tindakan yang terwujud ketangkasan dan keterampilan, masalnya gerak melempar, menengkap dan sebagainya.
3. motorik penguasaan, yaitu gerakan untuk mengendalikan otot-otot, roman muka dan sebagainya
Peranan motorik bagi perkembangan kepribadian anak yang berusia 2-5 tahun tidak ouas dengan hanya melihat-lihat atau dengan hanya meraba-raba benda saja. anak tersebut makin bertambah kemampuannya bila ia telah melakukan keinginannya tersebut. Dalam hal ini motorik memegang perana yang sangat penting dengan batun motorik yang makin lama semakin sempurna,anak tersebut lebih dapat menyempurnakan kesanggupannya mengenal suatu benda.
Jika ada anak yang tergangga perkembangan motoriknya dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri pada anak tersebut, misalnhya tangan yang selalu gemetar, kondisi seperti itu membuat ia tak pandai menulis dengan bagus. Agar perkembangan motorik itu dapat terlaksana dengan baik ada beberapa yang bersifat praktis misalnya: memberikan kesempatan untuk bermain, bergerak dan membuat sesuatu dengan alat-alat permainanya.
c. Perkembangan Bahasa
Bahasa membuat manusia lebih tinggi derajatnya dari pada binatang bahasa digunakan untuk menyatakan sebuah pikiran walaupun masih ada cara-cara lain yang dapat digunakan contoh sebaga penjelasan, melalui tanda-tanda, gerak gerik, gerak muka, isyarat dan suara.
Bahasa mempunya tiga fungsi yaitu:
- alat untuk menyatakan ekspresi
- alat untuk mempengaruhi orang lain
- alat untuk memberi nama
W.Wundt, seorang ahli berkebangsaan jerman mangatakan behwa bahasa berfungsi sebagai alat ekspresi, sedangkan jhon dewey, seorang pendidik bangsa amerika, mengatakan behwa bahasa berfungsi sebagai alat penghubung social yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan, untuk merapatkan hubungan seseorang dengan orang lain.
Ginsburg dan Opper (1988) membedakan antara penggunaan bahasa anak yang non komunikatif dan yang komunikatif. Ada tiga macam penggunaan bahasa yang non komunikatif yaitu:
1. anak menirukan apa saja yang baru saja ia dengar. Ia menirukan ucapan orang lain tanpa ia sadari, hal ini dibuat untuk kesenangannya sendiri. Tanpa adanya unsure latihan disini, yaitu suatu pengulangan untuk semakin memperlancar kemampuan berbicara meskipun tanpa disadari
2. anak berbicara sendirian (monolog), seorang anak kadang berbicara keras sendirian tanpa mau berkomunikasi denganorang lain, anak suka berbicara sendiri sambil bermain.
Piaget mengartikan bahasa monolog ini denga dua hal:
a. pemenuhan harapan anak-anak yang tidak terjadi. Misalnya, ia dapat mengangkat mejany yang besar, ia lalu berbicara pada meja seakan-akan meja itu dapat terangkat dengan sendirinya.
b. Petunjuk bahwa kata dan tindakab seorang anak itu belum terdiferensikan(perbedakan) secara penuh. Anak tidak membedakan antara realitas dan kata yang diucapkan.
3. menolong diantara teman-teman. Seorang anak kadang berbicara dengan diri sendiri agak keras meskipun ia berada ditengah teman-temannya. Beberapa anak kecil yang duduk bersama dapa berbicara sendiri-sendiri tanpa bermaksud untuk berhubungan denga teman lainnya.
Penggunaan bahasa yang lain adalah penggunaan bahasa yang komunikatif. Seorang anak mulai mencoba berhubungan dengan orang lain. Misalnya anak menjelaskan bagaimana permainannya berfungsi atau kadang mengkritik teman lain. Mereka salinng berbicara dan menanggapi apa yang dikataka dengan temannya, meskipun masih sering salah komunikasi.
Meskipun bahasa komunikatif masih bersifat egosentris seperti pada behasa non komunikatif hal ini tampk dari beberapa unsure dalam bahasa anak, yaitu:
a. seorang anak tidak mencoba untuk memberikan bukti kepada orang lain tentang apa yang dikatakannya
b. anak tidak sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pemikiran orang yang berbeda dengan dirinya. Misalnya ia ingin dipenuhi semua keinginannya karena merasa bahwa pemikirannya selalu sama denganpemikiran ibunya. Ia mengerti mengapa ibunya berfikiran lain. Ia menjadi marah bila keinginan tidak dipenuhi
c. anak tidak mengandalkan titik pandang orang lain, ia bicara sendiri. Baginya yang ada hanyalah pandangannya sendiri.
d. Urusan cerita seorang anak masih kacau, dapat mulai dari yang terakhir atau sebaliknya. Kejadian diceritaka tanpa urutan waktu yang sistematis. Misalnya, anak dapat bercerita milai dari hasil akhir, tengah, beru keawal dan sebagainya.
e. Kausalitas dalam bahasa anak masih kacau sering terjadi bahwa dua peristiwa yang tidak berhubungan digabung begitu saja.
f. Anak kadang-kadang melupakan pokok ceritanya, lalu tiba-tiba mengganti pembicaraan di tengah jalan atau selesai begitu saja. Cerita anak terpotong-potong, tidak menyeluruh.(Ginsburg & Opper, 1988).
Dengan adanya bahasa, pemikiran seseorang anak akan semakin meluas. Dibandingkan dengan pemikiran sensorimotor yang selalu tergantung pada kecepatan seorang anak melakukan tindakan motoris, pemikiran yang mengguakan bahasa jauh lebih cepat dan luas. Piaget menuliskan tiga perbedaan tingkah laku berdasarkan sensorimotor dan bahasa representasional, yaitu;
a. Urutan (sequence) dari sensorimotor dibatasi oleh kecepatan tindakan sensorimotor, sehingga membuat intelegensi sensorimotor sangat lambat, bahasa membuat representasi lebih cepat.
b. Adaptasi sensorimotor dibatasi dengan tindakan lansung seorang anak, sedangkan bahasa memungkinkan pemikiran dan adaptasi kejarak yang lebih jauh dari tindakan sekarang (ruang dan waktu yang luas).
c. Intelegensi sensorimotor maju setapak demi setapak, sedangkan demi pemikiran dengan bahasa memungkinkan seorang anak memecahkan banyak unsure dalam suatu organisasi. Aktivitas intelegensi anak dapat berkembang cepat dengan adanya bahasa.
Menurut Piaget, bahasa bukanlah yang menentukan logika pemikiran anak, meskipun bahasa sangat penting. Studi tentang seorang anak yang bisu-tuli menunjukkan bahwa emikiran logis anak tersebut berkembang,meskipun bahasanya tidak berkembang. Menurutnya pekembangan bahasa didasarkan pada perkembangan operasi sensorimotor. Hanya setelah memperoleh kemampuan untuk menggambarkan pengalamannya secara internal, anak-anak mulai dapat membentuk bahasa ucapan.
d.Perkembangan Sikap Sosial.
Sikap social secara umum adalah hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, saling ketergantungan dengan manusia lain dalam berbagai kehidupan bermasyarakat. Interaksi adalh komunikasi dengan manusia lain,hubungan yang menimbulkan perasaan social yaitu perasaan yang mengikat individu dengan sesame manusia, perasaan hidup bermasyarakat seperti sling tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan antipati, rasa setia kawan, dan sebagainya.
Di lingkungan rumah tangga, anak suka menuntut kasih saying ibunya hanya untuk dirinya sendiri. Pada anak berusia tiga tahun, dalam dirinya mulai tumbuh perasaan iri hati kepada orang seisi rumah, khususnya kakak atau adik yang membutuhkan perhatian ibunya. Kadang-kadang berselisih dengan orang dewasa yang ada di rumah. Perselisihan itu sering timbul karma ia bersikap seperti mau menurutkan kehendaknya sendiri.
Di dalam diri anak yang mulai nampak paling menonjol adalah sikap simpatiknya. Rasa simpatik sudah dikenal sejak masa kanak-kanak walaupun untuk melindungi teman, membela anak lain, dan sebagainya. Perkembangan social ini samgat menggembirakan, anak mulai memehami kepada siapa ia harus menaruh simpati, dan kepada siapa ia tidak bersikap simpati. Ia tidak merasa takut jika berada di antara orang-orang yang tidak disukainya.
4. Fungsi Tumbuh Kembang Anak 2-5 Tahun.
Pada prinsipnya setiap pergantian dari bulan ke bulan,tahun ke tahun, tumbuh kembang anak mempunyai perbedaan yang jelas. Bak ditijau dari tujuan tumbuh kembang, maupun dari segi fungsi tumbuh kembang itu sendiri. Namun pada prinsipnya, baik tujuan maupun fungsi tumbuh kembang itu tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan lainnya. Karena hal ini selalu seiring sejalan dalam membangun dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh pada anak tersebut.
Adapun fungsi yang tampak pada usia 2-5 tahun adalah:
a. Semiotik, yaitu si anak telah dapat menggunakan symbol-simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak ada bersama sabjeknya
b. Telah dapat mengungkapkan dan membicarakan suatu hal yang telah terjadi sesuai dengan apa yang telah ia lihat.
c. Mereka dapat juga membicarakan bermacam-macam bentuk dalam waktu yang bersamaan sesuai dengan apa yang mereka amati.
d. Sudah mulai dapat mempresentasekan suatu hal yang tidak tampak di hadapannya sesuai dengan perkiraan-perkiraan yang mereka rasakan.
e. Mereka telah dapat menggambarkan suatu kejadian yang telah lalu sesuai dengan cerita apa yang mereka dengarkan.
f. Mereka telah dapat membedakan antar objek dengan tanda-tandanya sendiri.
g. Mereka tellah dapat menirukan apa ang diperbuat oleh orang lain sesuai dengan apa yang mereka lihat.
5. Penyimpangan yang Terjadi dalam tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun
Adapun penyimpangan yang terjadi yang ditinjau dari beberapabentuk pada anak usia 2-5 tahun diantaranya:
a. Gangguan motorik yang berlebihan, seperti: gerakan kaki dan tangan yang berlebihan,suka membenturkan kepala, pada usia ini tidak mau diam bergerak terus tidak tau tujuan, kebiasaan menjatuhkan badan secara keras ke tempat tidur.
b. Gangguan tidur pada masa ini ditandai dengan sering tidur larut malam, terlalu gelisah,sering mengigau,menangis dan berteriak,posisi tidur sering berpindah, sering duduk dan tidur lagi.
c. Gangguan konsentrasi ditandai dengan tidak bisa duduk lama di kursi,sering lupa,tidak teliti dalam pekerjaan, dan sering kehilangan barang.
6. Sifat-sifat yang muncul Pada Anak Usia 2-5 tahun, Yaitu:
a. Suka berbicara sendiri tampa menghiraukan pembicaraan orang lain.
b. Sifat meniru atau mencontoh perbuatan orang lain.
c. Suka bermain sendiri sesuai dngan apa yang mereka inginkan.
d. Ada yang bersifat baik, ada juga yang bersifat kurang baik sesuai dengan perkembangan usia dan cara berfikirnya.
e. Suka memarahi orag lain apabila ia merasa terganggu.
f. Dan banyak lagi sifat-sfat khusus yang berbeda yang muncul pada masing-masing anak usia 2-5 tahun.
7. Faktor-faktor penyebab dari kelebihan dan kekurangan tumbuh kembang anak2-5 tahun .
Jika ditinjau dari berbagai segi, factor yang mendorong pertumbuhan anak pada usia ini aatlah banyak baik itu factor yang datang dari diri sendiri, factor lingkungan, factor ekonomi, factor pendidikan orang tua, factor gizi, dan factor-faktor lainnya. Namun walaupun demikian, yang namanya manusia pasti mempunyai kekurangn dn kelebihan pada diri mereka masing-masing yang ditinjau dari segala aspek sesuai dengan kenyataan yang ada.
Adapun factor-faktor penyebab dari kelebihan dan kekurangan tumbuh kembang anak usia 2-5 taun adalah:
a. Faktor ekonomi orang tua yang lema atau tidak mencukupi.
b. Faktor pendidikan orang tua yang rendah, yang kurang mengerti dengan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang anak pada usia ini.
c. Factor gizi yang tidak seimbang dan tidak teratur, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya mal nutrisi ada anak tersebut.
d. Faktor lingkungan yang kurang atau tidak mendukung, baik dilinkungan keluarga apalagi di linkungan masyarakat sekiternya/
e. Faktor social, cerdas atau tidaknya si anak pada usia ini tergantung pad sikap social dari orang tua, keluarga, dan dirinya sendiri.
f. Faktor-faktor lainnya yang akan dapat menyebabkan timbulnya kelebihan dan kekurangan tumbuh kembang anak pada usia ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan berakhirnya pembahasan yang penulis uraikan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun
Berkembang secara bertahap, yang didorong oleh factor-faktor tertentu yang ditinjau dari berbagai segi untuk tumbuh dan berkembang. Walaupun demikian pada masa ini tunbuh kembang anak sangat aktif dan berarti sekali. karena mempunyai tujuan yang pasti untulk pertumbuhan dan perkembangan. Pada setiap anak berbeda-beda cara tumbuh dan berkembangnya, karena disebabkan oleh berbagai factor seperti: daya serap si anak, keaktifan si anak, pendidikan orang tua, keadaan ekonomi, dan factor lainnya. Biasanya pada anak usia ini, tahap-tahap yang dilalui dalam tumbuh dan berkembang adalah: dari cara berfikir, rangsangan berbagai motorik, kemampuan berbicra, pengucapan atau artikulasi bahasa, sikap social, dan banyak lagi tahapan-tahapan lainnya yang dapat kita lihat. Baik yang disengaja, maupun yang tidak disengaja. Pada hakikatnya, setiap anak pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pertumbuhan dan perkembangan, karena disebabkan oleh berbagai factor penyebab.
Disini penulis menghimbau kepada para ibu agar berhati-hatilah dalam merawat anak pada usia ini, karena si anak sangat rentan terhadap apapun yang akan datang menimpa dirinya. Baik itu kejadian buruk, maupun kejadian yang baik. Jika ingin anak yang sehat, perhatikanlah gizi dan makanan si anak, aturlah agar seimbang supaya anak sehat selalu, apa lagi pada usia 2-5 tahun ini sangat-sangat membutuhkan perhatian yang khusus dari orang tua dan berbagai keluarga yang ada dan tidak tertutup kemungkinan kasih sayang dari masyarakt sekitarnya. Hal ini sangat diharapkan sekali dalam tumbuh kembang usia 2-5 tahun. Karena, kepekaan sensorik dan kejelian motoriknya tergantung pada gizi yang cukup, dan perhatian dan pelatihan yang baik dari orang-orang yang ada disekitanya. Jadi buruk baiknya sikap si anak, tergantung pada sikap apa yang kita perlihatkan kepadanya, karena sifat si anak pada saat usia itu adalah membeo atau sifat meniru.
B. SARAN
Sejauh kesimpulan yang bisa penulis uraikan, penulis juga menyarankan agar dalam tumbuh kembang anak usia 2-5 tahun ini. Para orang tua juga harus bisa mengidentifikasikan apa-apa yang bisa membuat pertumbuhan dan perkembangan si anak menjadi terganggu atau tidak lancar.
Adapun saran-saran yang penulis berikan diantaranya:
1. Perhatikanlah secara seksama dan secara simbolis pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia ini.
2. Berilah si anak gizi yang cukup dan nutrisi secara seimbang dan teratur. Karena apabila kelebihan dan kekurangan gizi akan menyebabkan timbulnya malnutrisi (gizi yang salah)
3. Aturlah istirahat si anak, baik itu makan, tidur, dan waktu bermainnya agar si anak tersebut tidak merasa kelelahan.
4. Kekayaan dan kemiskinan janganlah dijadikan sebagai alasan oleh orang tua agar anaknya tidak bisa tumbuh dan berkembang menyamai anak-anak lainnya.
5. Buatlah program-program khusus di dalam keluarga anda untuk memberikan penjagaan dan perhatian khusus yang ditinjau dari berbagai segi terhadap si anak.
6. Sekali-kali, janganlah meremehkan atau mematahkan apa yang dilakukan si anak, baik itu dalam pengucapan maupun perbuatan selagi apa yang diperbuatnya tidak menyalahi aturan, karena apa yang diperbuatnya itu merupakan kepandaian baru yang ia temukan.
7. Berikanlah tuntunan setiap saat kepada si anak.
Dari beberapa saran yang telah penulis uraikan, penulis berharap agar para pembaca bisa memahami dan merasakan manfaat. Khususnya para ibu apabila ingin menjadikan anaknya sebagai anak yang sehat, maka perhatikanlah mulai dari pembahassan sampai pada saran-saran dalam makalah sederhana yang penulis curahkan. Oleh karena itu, penulis juga merasa bahwa makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan, namun setidaknya para pembaca bisa mengambil manfaat dari isi makalah yang telah pnulis uraikan.
Mungkin hanya ini yang bisa penulis sampaikan kepada para pembaca. Mohon maaf, penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kuliah I Ilmu Kesehatan Anak.
Elizabeth b. Hurlock, Psikologi Perkembangan.
Nakita.2005. Panduan Tumbuh Kembang Anak, Anak Cerdas
Surno Paul.2001.Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, Kanius. Yogyakarta.
Mununjaya, AA Gde.1999.Manajemen Kesehatan. Jakarta
Rosa M. Sacharin. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatri. Buku Kedokteran. Jakarta