PENGARUH DINI TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN PERILAKU
A. Sebelum Lahir (Pranatal)
Ada 2 (dua) factor yang mempengaruhi terhadap terjadinya tunalaras sebelum lahir yaitu:
1. Factor Ibu
Ibu berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam rahim nya. Kegiatan dan keadaan ibu sehari-hari yang berpengaruh terhadap janin nya antara lain:
a. Penyakit.
b. Keadaan gizi ibu.
c. Keadaan emosi ibu.
d. Radiasi.
e. Pemakaian berbagai obat
2. Factor Turunan
Dalam bagian ini yang akan dibahas adalah pengaruh sifat-sifat yang diterima anak dari kromosom kedua orangtua nya terhadap perilaku anak setelah lahir. Para ahli genetika tingkah laku telah melakukan beberapa penelitian untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh turunan pada perilaku seseoarang.
Hasil penelitian melporkan bahwa sangat sulit untuk dapat menentukan secara pasti antara factor turunan dengan perilaku manusia, hal ini disebabkan norma masyarakat yang tidak meungkinkan melakukan perkawinan silang pada manusia, jumlah anak manusia pada setiap generasi umumnya sangat sedikit. Manusia pada umumnya mempunyai cirri-ciri fisik dan kecerdasan tertentu yang berbeda-beda tetepi berkesinambungan. Menurut Davidoff bahwa “cirri-ciri yang berkesinambungan ini tergantung baik pada factor turunan maupun pada factor lingkungan”.
B. Saat Lehir (Natal)
Proses kelahiran seorang bayi banyak mempengaruhi perkembangan anak dan seterusnya. Ada bayi yang lahir normal, tanpa kendala, tetapi ada pula bayi yang harus lahir dengan pertolongan alat-alat tertentu atau ibi yang mesti di operasi untuk melahirkan bayi nya.
Hambatan/ masalah dalam proses kelahiran bayi ini biasanya disebabkan oleh 2 (dua) faktor:
1. Factor Ibu
Pengaruh factor Ibu terhadap masa sebelum bayi dilahirkan (prenatal), yaitu mengenai pengaruh penyakit kronis yang di derita ibu pada saat hamil, keadaan gizi Ibu, emosi Ibu dan pemakaian obat-obatan serta minuman keras yang menyebabkan kerusakan pada bayi yang di kandung nya. Selain dari factor-faktor tersebut, Ibu yang hamil pada usia yang sangat muda biasanya kurang bisa menjaga kesehatan dirinya dan kesehatan kandungannya, sehingga menimbulkan masalah sewaktu melahirkan. Wanita-wanita yang berusia diatas 35 tahun, mempunyai resiko yang tinggi untuk mendapat masalah sewaktu melahirkan.
2. Factor Bayi
Lain lagi masalah yang ditimbulkan oleh bayi itu sendiri, misalnya bayi sunsang, bayi kembar, ataupun bayi yang cacat tubuh nyaseperti bayi dengan kepala yang sangat besar. Kebanyakan kecacatan yang dialami bayi sewaktu ia dilahirkan adalah akibat dari masa kehamilan (prenatal), namun tidak semuanya sebagaiakibat dari masa kehamilan.
Bayi yang lahir sunsang dan harus di operasi dan bayi yang lahir kembar yang harus di operasi dapat menyebabkan bayi terkena akibat dari anestesi, sehinga bayi menjadi lesu, walaupun tidak sampai cacat.
C. Setelah Lahir (Postnatal)
Setelah bayi dilahirkan, ia mulaimemepunyai lingkungan kehidupan yang berbeda dengan lingkungan semasa di dalam kandungan ibu nya. Secara normal ia mulai beritegrasi dengan ibu nya, ayah nya dan saudara-saudaranya yang lain.
Factor setelah lahir (postnatal) yang berpengaruh terhadap perkembangan anak antara lain:
1. Factor Oramgtua
Yang dimaksud faktor orangtua disini terutama adalah Bapak dan Ibu bayi tersebut. Besarnya pengaruh orangtua kepada perkembangan anak, agama Islam telah mengisyaratkan bahwa Bapak dan Ibu lah yang telah memberikan pola tingkah laku dan membangun watak anak nya.
Ada beberapa sebab dini pada usia balita seorang anak menjadi tunalaras berkaitan dengan sikap Bapak dan Ibu nya:
a. Sikap Ibu
Ada sikap inu yang tidak menunjang pekembangan perilaku anak yang baik, sehingga menyebabkan hubungan anak dan Ibu menjadi negatif dan mendorong terjadinya ketunalarasan anak. Sikap Ibu yang dapat menunjang pembentukan tingkah laku yang normal antara lain mencurahkan kasih sayang.
b. Sikap Bapak
Ada balita yang haus dan keringa kasih sayang dan perhatian Bapak. Bapak sering tidak pulang, kalau pulang mabuk-mabuk dan sering marah-marah sejak anak balita, anak telah menyaksikan tingkah laku yang kasar dan akhirnya menjadi contoh bagi anaknya.
2. Factor Saudara-Saudara Kandung
Anak balita yan mempunyai beberapa saudara yang lebih besar atau mempunyai keluarga yang lebih besar, kerap dapat disaksikan maereka sering berebut mainan, cemburu, menyerang, berkelahi dan akhirnya sama-sama menangis. Para orangtua hendaklah bijaksana memberikan penarahan, agar tingkah laku anak sering bermusuhan dapat berubah menjadi saling kasih sayang.
3. Pengaruh Anggota Lain Dalam Keluarga
Selain kesua bapak dan ibu anak tentu akan terpengaruhi oleh tingkah laku semua anggota keluarga yang ada di rumah. Akibatnya anak lebih banyak berintegrasi dengan keluarga yang lain di rumah dibandingkan dengan kedua orangtua, sehingga pola tingkah laku anak banyak ditentukan oleh anggota keluarga di rumah daripada kesua orangtua nya.
4. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga
Faktor sosial ekonomi keluarga berperan terhadap terjadinya anak tunalaras, masih banyak juga kita jumpai anak tunalaras dari orangtua yang berstatus ekonomi tinggi dan menengah.
Buku sumber:
- nafsiah ibrahim & rohana aldi (1996), etiologi dan terapi anak tunalaras, Jakarta, ppta, ditjen dikti, depdikbut.