. PRA SEJARAH DAN ZAMAN HINDU
a. Pengertian Pra Sejarah
Apakah yang dimaksud dengan pra sejarah? Pra sejarah adalah kejadian atau pristiwa yang sesungguhnya terjadi sebelum manusia mengenal tulisan. Banyak ahli yang melakukan penyelidikan tentang masyarakat dan budaya manusia masa pra sejarah. Ilmu yang menyelidiki masyarakat dan budaya manusia pada masa itu disebut ilmu pra sejarah. Jadi, ilmu pra sejarah adalah ilmu yang menyelidiki tentang segala kegiatan manusia pada masa lampau sebelum adanya sumber-sumber tulisan.
b. Perkemabangan Corak Kehidupan Masyarakat Masa Pra Sejarah
Perkembangan corak kehidupan masyarakat pada masa pra sejarah dapat diketahui dari benda peninggalan pra sejarah, misalnya tulang-tulang manusia, binatang dan kayu. Dari benda-benda temuan ini dapat diketahui cara kehidupan manusia pada masa dahulu. Mula-mula mereka hidup mengembara, tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap dan selalu berpindah-pindah untuk mencari tempat yang cukup persediaan makanannya. Masa ini disebut masa berbnuru dan mengumpulkan makanan.
Kemudian karena manusia mempunyai akal, dengan mengamati alam telah memberikan pengalaman langsung pada mereka sehingga corak kehidupan mereka berubah. Sesuai dengan dimana mereka hidup tidak berpindah-pindah lagi tetapi muali hidup berkelompok-kelompok menetap ditepi pantai/sungai dengan kehidupan manangkap ikan, dipegunungan hidup belajar dari alam sehingga bisa bercocok tanam disamping berburu. Mereka belajar melalui peniruan cara-cara hidup orang tuanya. (pendidikan informal). Pada zaman ini orang khawatir melakukan perbuatan buruk, karena tidak dibenarkan oleh roh nenek moyang. Mereka selalu taat kepada aturan yang sudah ditetapkan oleh nenek moyangnya. Dan berusaha untuk mengetahui kehendak nenek moyang mereka. Kondisi seperti inilah yang telah mengingatkan jiwa mereka untuk taat kepada adat. Kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan baik walaupun tanpa ada hukum tertulis yang mengaturnya.
Dari hasil penelitian, ternyata nenek moyang kita pada zaman pra sejarah sudah mengenal keindahan, ukiran, perhiasan gelang dari batu, logam. Dan ternyata di Indonesia terdapat berbagai asat penguburan yang mungkin dibawa oleh suku-suku dari luar Indonesia dan menetap di Indonesia
Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
1. Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
2. Bentuk budaya yang bersifat Material
Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap bneda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
Sistem bercocok tanam/pertanian
Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
Sistem huma untuk menanam padi
Belum dikenal sistem pemupukan
Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
Bahasa
Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
Terjadinya perbedaan bahasa natar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa
c. Pengaruh Hindu dan Budha di Indonesia
Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia melalui hubungan dagang dan hubungan budaya. Agama Hindu dibawa oleh kaum Brahmana, sedangkan Budha dibawa oleh para pendeta. Dalam menyeberkan agama Hindu maupun agama Budha, kaum Brahmana dan para pendeta menyebarkannya sambil mengadakan hubungan dagang dengan rakyat Indonesia.
Kedatangan para pedagang India dan Cina ke Indonesia tidak dapat dipisahkan dari letak wilayah kita yang strategis dan kaya dengan kekayaan alam. Keadaan inilah yang telah mendorong para pedagang India da Cina menjalin hubungan dagang dengan penduduk Indonesia.
Pada abad VII samapai XIV, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama Budha di Indonesia. Keberhasilan Sriwijaya menjadi pusat penyebaran dan pendidikan agama Budha di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan kekuasaan raja dalam menyebarkan agama Budha tersebut. Kerajaan Kutai, Tarumanegara, dan Kerajaan Majapahit mampu menjdi symbol dari peran seorag raja dalam menyebarkan agama Hindu kepada rakyatnya sehingga abad ke XIV, Majapahit menjadi kerajaan Hindu terbesar dan memiliki Bandar Besar seperti Tuban dan Gresik.
Kedatangan dan menetapnya kaum Brahmana di Indonesia, telah melahirkan kaum Brahmana baru. Kaum Brahmana baru tersebut terdiri dari bangsa Indonesia, kemudian mereka pergi berziarah ketempat-tempat suci di India. Mereka belajar serta memperdalam pengetahuan agama. Setibanya di tanah air, mereka sudah memiliki pengetahuan agama, seni, dan sastra India. Mereka menyebarkan pengetahuannya dalam bahasa sendiri sehingga agama Hindu dan Budha serta seni sastra dari India itu tersebar ke seluruh Indonesia.
Agama Hindu ynag dibawa ke Indonesia oleh Brahmana telah membawa berbagai perubahan yang berarti bagi kehidupan beragama, budaya, ekonomi, sosial, sistem pemerintahan, dan lain-lain. Sejak saat itu, berakhirlah masa prasejarah di Indonesia dan mulailah babak baru, yaitu masa sejarah.
Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia
Tersebarnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia berpengaruh luas dalam kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya dalam bidang berikut ini.
1. Kepercayaan
Bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu dan Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan aslinya, seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.
2. Pemerintahan
Bangsa indonesia mulai mengenal sistem pemerintahan kerajaan dan meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku. Dalam sistem kerajaan seorang raja memerintah secara turun temurun.
3. Sosial
Dalam bidang sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tata kehidupan sosial masyarakat. Misalnya dalam masyarakat Hindu diperkenalkan adanya sistem kasta.
4. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besar pengaruh dan perubahannya, karena masyarakat Indonesia telah mengenal aktifitas perekonomian melalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha.
5. Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan Hindu-budha terlihat dari hasil-hasil kebudayaan seperti bangunan candi, seni sastra, berupa cerita-cerita epos diantaranya Epos Mahabharata dan Epos Ramayana. Pengaruh lainnya adalah sistem tulisan. Kebudayaan Hindu-Budha amat berperan memperkenalkan sistem tulisan di masyarakat Indonesia.
Penyiaran Agama Hindu di Indonesia
Proses masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang, baik pedagang India yang datang ke Indonesia maupun pedagang Indonesia yang belajar di India dan selanjutnya menyebarkan agama Hindu ke Indonesia. Namun di lain pihak terdapat beberapa teori yang berbeda tentang penyebaran agama Hindu ke Indonesia, diantaranya:
1. Teori Sudra: menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra, karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan.
2. Teori Waisya: menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Waisya, karena mereka terdiri atas pedagang yang datang dan kemudian menetap di Indonesia. Bahkan banyak diantara para pedagang itu yang kawin dengan wanita Indonesia.
3. Teori Ksatria: menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta Ksatria. Hal ini disebabkan terjadinya kekacauan politik di India, sehingga para Ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka lalu mendirikan kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama Hindu.
4. Teori Brahmana: menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dilakukan oleh kaum Brahmana. Kedatangan mereka ke Indonesia untuk memenuhi undangan kepala suku yang tertarik dengan agama Hindu. Kaum Brahmana yang datang ke Indonesia inilah yang mengajarkan agama Hindu kepada masyarakat Indonesia.
Dari keempat teori tersebut, hanya teori Brahmanalah yang dianggap sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Bukti-bukti tersebut diantaranya:
1. Agama Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana, sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
2. Prasasti Indonesia yang pertama berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi kaum Brahmanalah yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut
2. ZAMAN KEDATANGAN ISLAM KE INDONESIA
Agama Islam masuk ke Indonesia sejak abad Ke VII sampai abad XIII, dibawa oleh orang muslim dari Arab, Persia, dan India (Gujarat, Benggala). Golongan pembawa Islam ke Indonesia pada umumnya melalui jalur perdagangan, berbeda dengan golongan pedagang Hindu. Pada agama Hindu, hanya golongan Brahmana saja yang menyebarkan agamanya. Tetapi dalam ajaran Islam, setiap orang muslim adalah sekaligus pendakwah (sampaikanlah walaupun sepotong ayat). Oleh karena itulah, pedagang muslim sekaligus merupakan tokoh misi agamanya.
Para pedagang muslim tidak datang sendiri. Mereka juga diikuti oleh para guru agama dan mubaligh. Bahkan ada juga golongan yang mempunyai peranan khusus dal hal keagamaan ini, yakni kaum tasawuf. Para pedagang muslim pembawa Islam berusaha dengan cara menarik simpati hati rakyat Indonesia, terutama raja-raja dan golongan bangsawan yang memegang peranan dalam bidang perdagangan. Oleh karena itulah, akhirnya para bangsawan dan raja tertarik untuk memasuki Islam. Cara-cara ini menunjukkan kesucian ajaran Islam. Berdakwa tidak dengan kekerasan tetapi melalui pendekatan yang sangat mulia.
Beberapa hal yang menyebabkan Islam mudah diterima oleh rakyat Indonesia:
• Syarat masuk Islam sangat mudah, yakni dengan mengucapkan dua kalimat syahadat sudah cukup.
• Dalam ajaran Islam tidak dikenal dengan adanya kasta-kasta dan sesorang tidak ditentukan oleh kaya dan miskinnya, pangkat dan jabatannya, tetapi oleh nilai ketakwaanya kepada Allah.
• Upacara-upacara keagamaan dalam Islam sangat sederhana dan tidak harus mengeluarkan banyak biaya.
• Penyebarannya tidak melalui kekerasan, melainkan dengan cara-cara damai.
Pelaksanaan pendidikan ini lebih banyak melalui:
- pendidikan di surau atau dilanggar
- pendidikan pesantren
- pendidikan Madrasyah
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
1. Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia
Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay, Gujarat.
2. Sumber-sumber Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Sumber-sumber berita itu di antaranya sebagai berikut.
Berita Arab, berita ini diketahui melalui para pedagang Arab yang telah melakukan aktifitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Kegiatan para pedagang Arab di Kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.
Berita Eropa, berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kisar Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah di Sumatera bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai.
Berita India, dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena di samping berdagang mereka aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.
Berita Cina, berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.
Sumber dalam negeri, sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti:
Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah rusak. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma'mun (1028).
Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M.
Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jirat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan-tulisan Arab.
Saluran Penyebaran Islam
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia atau proses Islamisasi di Indonesia melalui beberapa cara atau saluran, yaitu:
• Perdagangan
Sejak abad ke-7 M, para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini menimbulkan jalinan hubungan perdagangan antara masyarakat dan para pedagang Islam. Di samping berdagang, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia.
• Politik
Setelah tersosialisasinya agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah.
• Tasawwuf
Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama-sama di tengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat, di antaranya ahli menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Mereka juga aktif menyebarkan dan mengajarkan agama Islam. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran, dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat. Ahli tasawwuf yang memberikan ajaran agama Islam yang disesuaikan dengan alam pikiran masyarakat setempat antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.
Perkembangan Islam di Indonesia
Pedagang-pedagang Gujarat yang datang ke Indonesia bukan hanya berdagang, tetapi juga untuk menyebarkan agama yang mereka anut. Karena terdorong ketaatan mereka pada agamanya, mereka langsung mengajarkan pada masyarakat di mana mereka berada. Di samping itu para pedagang yang datang dari Persia juga ikut menyebarkan agam Islam di Indonesia.
Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan pertama yang menganut agama Islam di Indonesia, dengan Pasai sebagai pusat pengembangan dan sebagai pusat kegiatan para pedagang Islam di Indonesia. Namun, berkembangnya Malaka sebagai bandar perniagaan di Selat Malaka, menyebabkan kedudukan Pasai semakin mundur dan terdesak karena letak Malaka, jauh lebih strategis dari letak Pasai.
Pada abad ke-14 M, Malaka mulai berkembang sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara. Walaupun pada mulanya Malaka merupakan suatu perkampungan nelayan, akhirnya Malaka menjadi bandar yang sangat ramai.
Makin lama makin besar kekuasaan orang-orang Islam dalam dunia perdagangan di daerah Timur. Orang-orang Gujarat yang menyiarkan pengajaran agama Islam kepada orang-orang Jawa tidak menemui kesulitan, walaupun mereka telah 1000 tahun dipengaruhi oleh kebudayaan India.
Penyebaran agama Islam tidak dilarang atau dirintangi oleh Kerajaan Majapahit. Pada abad ke-15 M, kekuatan Majapahit mulai hilang. Bandar-bandar perdagangan yang ada di pulau Jawa mulai dikuasai oleh kekuasaan Islam.
Bandar-bandar yang ada di utara pulau Jawa membentuk suatu persekutuan di bawah Raden Patah (bupati Demak). Pada permulaan 16 M, pasukan Demak mengadakan penyerbuan terhadap Kerajaan Majapahit. Seluruh alat kebesaran Majapahit jatuh ke tangan Demak, sehingga Kerajaan Demak berkembang dan menggantikan peranan Kerajaan Majapahit.
3. ZAMAN VOC dan BELANDA
Dalam abad ke-17 Perserikatan Kongsi Dagang Belanda di Hindia timur, yang dalam Bahasa Belandanya disingkat VOC, berhasil mengawasi jalan peniagaan Indonesia dengan menaklukan Malaka di sebelah Baraty (1641) dan Maksar sebelah Timur (1667). Pangkalan yang kuat didirikannya dipusat kekusaannya dan diperluasnya ke daerah pesisir Utara Jawa Tengah (Semarang tahun 1677) dan kesebelah Barat dengan menutup Bandar banten sebagai pelabuhan bebas (1684). Mula-mula secara ekonomis, kemudian secara politis Jawa diikat kepada VOC. Pegawai VOC yang umumnyabukan orang terdidik dan jauh dari pada bersifat jujur dalam melakukan tugas mereka, penyelewengan untuk keuntungan sendiri mudah terjadi dengan menyalah gunakan kekusaan, korupsi merajalela. Organisasi VOC jadinya gulung tikar. Segala utang piutang diambil oleh pemerintah Belanda, namun perubahan status ini tidak menimbulkan perubahan. Daerah VOC di Indonesia, yang pertahanan tidak pernah menjadi perhatian Belanda mudah saja jatuh ketangan Inggris. Di Jawa pemerintahan di pegang oleh T.S. Raffles (1811-1816), yang menganut paham liberalisme, liberal dibidang ekonomi maupun dibidang pemerintahan. Pada waktu itu uang sangat sulit, perubahan pembayaran pajak menambah berat penderitaan orang banyak. Pendidikan pada zaman ini pendidikan masih terbatas untuk kelompok golongan tertentu, sekolah didirikan oleh jenis pendidikan tujuan yang banyak ragam seperti:
- Sekolah rakyat
- Sekolah keterampilan
4. ZAMAN KEMARDEKAAN
Sejak diplokramilkannya kemardekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dimana dalam UUD 1945 Bab II pasal 3 dicantumkan dengan tegas dinyatakan “Tujuan Pendidikan dan Pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air”, jadi kurikulum harus bisa mengapliklasikan rencana pendidikan dan pengejaran awal kemardekaan adalah:
• Meningkatkan kecerdasan kesadaran hidup bernegara dan bermasyarakat
• Meningkatkan pendidikan jasmani
• Meningkatkan pendidikan watak
• Memberikan perhatian pada kesenian
• Menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kurikulum terus berubah sesuai dengan tuntunan perubahan kebutuhan masyarakat mqsa sekarang dan masa yang akan datang.
Sistem pendidikan pun harus disesuaikan dan disempurnakan jika setelah berjalan sudah tidak bisa lagi memenuhi tuntunan, baik dari segi content (isi), Strategi Pembelajaran, media/alat bantu pembelajaran dan cara penilaiannya. Prinsip”Live Long education”, dapat diterapkan dan pemerintah telah mengundang dan menerapkan wajib belajar 9 tahun setiap warga Negara. Setiap warga Negara berhak untuk mendapat pendidikan yang layak sesuai dengan kemampuannya.