1. Pendekatan Biologis
Menurut model ini, prilaku abnormal timbul karena aneka kondisi organis tak sehat yang merusak fungsi sistem syaraf pusat di otak. Gangguan prilaku di pandang sebagai suatu penyakit yang langsung menyerang otak atau keadaan tdak ideal pada tubuh yang akhirnya juga berakibat mengganggu atau melumpuhkan kerja otak.
Contohnya adalah infeksi sipilis tahap lanjut yang menyerang otak atau keracunan obat dan malnutrisi atau kekurangan gizi yang dapat mempengaruhi secara negatif kerja otak. Untuk mengatasinya, sumber gangguan yang bersifat biologis atau fisik itu perlu diatasi atau dihilangkan dengan obat-obatan. Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan medis.
2. Pendekatan Psikoanalistik
Model ini diturunkan dari teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Menurut Freund, aneka situasi menekan yang mengancam akan menimbulkan kecemasan dalam diri seseorang. Kecemasan ini berfungsi sebagai peringatan bahaya sekaligus merupakan kondisi yang tidak menyenangkan yang perlu diatasi. Jika individu mampu mengatasi sumber tekanan, kecemasan akan hilang.
Sebaliknya jika gagal dan kecemasan terus mengancam mungkin dengan intensitas yang meningkat pula maka individu akan menggunakan salah satu atau beberapa bentuk merkanisme pertahanan diri.
3. Pendekatan Behavioristik
Pada pendekatan ini, penyakit gangguan prilaku adalah proses belajar yang salah. Bentuk kesalahan belajar itu ada dua kemungkinan yaitu:
1. Gagal mempelajari bentuk prilaku atau kekacauan adaptif yang diperlukan dalam hidup. Adanya kegagalan ini bersumber dari tidak adanya kesempatan untuk belajar.
2. Mempelajari tingkah laku yang mal adaptif.
4. Pendekatan Humanistik
Menurut pendekatan humanistik, penyebab gangguan prilaku adalah terhambat atau terdistorikannya perkembangan pribadi dan kecendrungan wajar arah kesehatan fisik dan mental. Hambatan ini bersumber dari faktor:
1. Penggunaan mekanisme pertahanan diri yang berlebihan
2. Kondisi sosial yang tidak menguntungkan
3. Stress yang berlebihan
Menurut pendekatan ini, tujuan psikotrapi adalah menolong individu meninggalkan benteng-benteng pertahanan diri dan belajar mengakui dan menerima pengalaman sejati mereka, belajar mengembangkan bentuk kompetensi yang diperlukan dan menemukan nilai-nilai hidup.
5. Pendekatan Eksistensial
Menurut para eksistensial, manusia modern terjebak dalam situasi hidup tidakmenyenangkan yang merupakan buah pahit dari modernisasi yang berupa melemahnya nilai-nilai tradisional, krisis iman, hilangnya pengakuan atas individu sebagai pribadi akibat berubahnya masyarakat ke arah biokratik.
Situasi ini membuat orang merasa kosong hidupnya, merasa serba cemas, dan akhirnya terperosok kedalam psikopatologi. Maka, menurut model eksistensial, tujuan psikoterapi adalah menolong orang menjernihkan nilai hidupnya dan membuat hidup lebih bermakna.
6. Pendekatan Interpersonal
Menurut model ini, hubungan antar pribadi yang tidak memuaskan merupakan sumber utama penyebab tingkah laku mal adaptif. Setiap orang mengharapkan sesuatu dari hubungan dengan orang lain, sehingga hubungan antar pribadi tersebut pada dasarnya tidak berbeda dengan hubungan jual beli.
Menurut model ini, tujuan psikoterapi adalah menolong orang keluar dari hubungan yang bersifat patogenik atau menimbulkan masalah.
7. Pendekatan Sosiokultur
Sumber penyebab utama prilaku abnormal adalah keadaan obyektif di masyarakat yang bersifat merugikan, seperti kemiskinan, diskriminasi, dan prasangka ras.
Sumber
Supraktiknya, MENGENAL PRILAKU ABNORMAL, Kanisus: Yogyakara, 2002.