A. Definisi agresif dan pengukurannya
Applefield (1987) mendefinisikan agresif sebagai tindakan yang di sengaja yang mengakibatkan / mempunyai kemungkinan mengakibatkan penderitaan (fisik/fikiran) pada orang lain/ kerusakan barang-barang. Applefield juga mengemukakan aspek kesengajaan, tindakan yang disenganja untuk menyakiti orang lain meskipun tidak mengenai sasaran di anggap agresif. Sebaliknya tindakan yang tidak di sengaja meskipun akhirnya menyakiti orang lain di kategorikan bukan sebagai agresif. Yang sulit menentukan apakah ada unsure kesengajaan atau tidak.
Bandura (1973) salah satu tokoh social learning theory terbesar bahwa’ agresif adalahperilaku yang berakibat pada penderitaan orang lain dan kerusakan barang atau benda. Penderitaan dapat bersifatpsikis maupun fisik.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan perilaku agresif yaitu assentive (tegas). Perilaku agresif sering di artikan sebagai perilaku tegas/kemauan keras. Sehingga teori psikodinamika menganggap asentif sebagai cara mengepresikan dorongan agresif yang wajar dan baik, sedfangkan psikologi behavioristik menganggap perilaku agresif sebagai asentif perilaku yang paling ekstrim jelek dan tidak wajar (Kauffman, 19850 yang kedua adalah agresif pasif yang sering menimbulkan kontroversi, karena seseorang yang berperilaku agresif yang tidak mungkin pasif. Pengertian agresif pasif muncul dari teori psikoanalisa dengan asumsi bahwa setiap orang punya insting dan dorongan bahwa agresif harus di ekpresikan dengan satu atau beberapa cara (Kauffman, 1985). Beberapa karateristik dari anak agresif pasif misalnya keras kepala, suka menunda-nunda, mempersulit, dsb.
Perilaku agresif umumnya di ukur dengan retingdealesv atau observasi rating scale yang bermamfaat dalam mengukur hasil intervensi . tapi dari segi ketelitian dan kemamfaatan, observasi lebih unggul dari rating scale.
B. Agresif pada orang tua
1. penyebab perilaku agresif
Kauffman (1985) mengidentifikasi empat empat asumsi utama dari penyebab perilaku agresif yaitu.
a. factor biolagis
yaitu perilaku unsure keturunan, kelainan horman dan susunan biokimia wi tubuh, getaran elektrik yang terjadi pada system saraf pusat.
b. factor psikodinamika
yaitu pengedalian ego dan super ego.
c. konsep prustasi – agresif
yaitu prustasi yang di alami.
d. teori belajar sosoal.
Yaitu suatu pengalaman yang tidak menyenangkan yang menimbulkan emosi.
2. pengendalian perilaku agresif
Kauffman (1985) mengemukakan tiga pendekatan yaitu
a. pendekakatan psikodinamika
ada dua cara yang di lakukan oleh guru/ tenaga profesi lain yaitu
- menerima perilaku dan perasaan anak. Bertujuan untuk membentuk hubungan yang dekat antara guru dengan murid.
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk cathascis (pelampiasan. Sehingga merasa puas, terharu). Proses pembersihan dan pengurasan dapat dilakukan dengan cara sublinasi, penggantian/ displacement dan fantasi.
-
b. pendekatan psikodukasi
Yaitu manusia mempunyai insting, dorongan/keinginan, bawaan/ di turunkan untuk bertindak agresif. Pendekatan psikoedukasi menekankan pada masa kognitf dan afektif anak dan mengatasi dengan membawa anak seihingga memperoleh wawasan tentang masalah yang di hadapinya. Tekanan pendekatan psikoedukasi adalah pada upaya prepentif dengan pembentukan perangkat keterampilan pada anak, dan perangkat ketrampilan yang di sebut kurikulum pengendalian diri, metode, pemecahan masalah, modeling,, pengucapan, penetuan tujuan, dan kriteria keberhasilansendiri, pemantauan diri sendiri, evaluasi diri sendiri dan pemberian imbalan diri sendiri.
c. pendekatan behavioristik
Bahwa perilaku yang termasuk agresif adalah fenomena yang terbentuk melaluai interaksi antara stimulus-respons dengan berbagai kondisi seperti rewardreinforcer, punishment (hukuman). Tekanan dari pendekatan ini adalahpada teknik pengaturan lingkungan. Untuk mendorong dan memberi imbalan atas perlakuan adaptif dan tidak agresif, (bandura, 1973).
C. Perilaku menyakiti dir sendiri
1. pengerian
Yaitu jenis ketunalarasan yang mungkin di anggap paling aneh, tidak banyak di ketahui dan mungkin paling menakutkan, yang banyak di lakukan oleh penyandang ketunalarasan tingkat berat yaitu psikotik, autistic/ schizopherinik.
2. penyebab perilaku menyakiti diri sendiri
Menurut Kauffman (1985) diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu
a. konsep biologis (kelainan biokimiawi yang di butuhkan oleh fungsi otak normal, perkembangan system saraf pusat yang tidak sempurna, pengalaman pahit dan terisolasi pada masa kecil, masaah saraf.
b. Konsep psikodinamika yaitu perilaku menyakiti disebut juga agresi diri disebut juga agresi diri bersumber dari satu sebab yaitu rasa bersalah.
c. Konsep behavioristik. Bersifat spekulatif, di sebabkan oleh pengumpulan data tentang perilaku ini yang banyak menggunakan observasi informal langsung pada penyandangnya/ dengan eksperimentasi bagaimana perilaku ini dapat di kurangi.
3. pengendalian perilaku menyakiti diri sendiri
Seperti pengekangan fisik, obat-obantan, pencabutan gigi dan operasi tapi yang sering di pakai adalah penggunaan kontingensi antara penguat dan hukuman, penangan dari SIB (self injuritioan behavior) yang di kembangkan oleh arzim meliputi.
- pemberian penguat positif bagi kegiatan yang di arahkan keluar.
- Relaksasi wajib
- Pengendalian tangan
- Pelatihan pengendalian tangan